MOSKOW, KOMPAS.TV - Seorang pejabat senior Rusia memperingatkan, Moskow mampu membalas sanksi Barat atas serangan Rusia ke Ukraina, di antaranya memilih keluar dari pakta senjata nuklir yang tersisa dan membalas dengan membekukan aset Barat di Rusia, seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (26/2/2022).
Menurut Dmitry Medvedev, Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia yang diketuai oleh Presiden Vladimir Putin, sanksi Amerika Serikat, Uni Eropa dan sekutu lainnya sebagai cerminan dari “impotensi politik” Barat.
Dalam komentar yang diposting di halamannya di media sosial Rusia VKontakte, Medvedev mengatakan sanksi Barat tersebut bisa menjadi dasar bagi Moskow meninjau kembali hubungannya dengan Barat, seraya menunjukkan bahwa Rusia dapat memilih keluar dari perjanjian pengendalian senjata nuklir START Baru yang membatasi senjata nuklir Amerika Serikat dan Rusia.
Medvedev juga mengangkat prospek pemutusan hubungan diplomatik dengan negara-negara Barat, dengan mengatakan, "Tidak ada kebutuhan khusus dalam menjaga hubungan diplomatik," dan menambahkan, "Kita dapat saling memandang dengan teropong dan senjata."
Medvedev menunjuk kemungkinan pembekuan aset Barat di negara itu jika Barat melanjutkan dengan ancaman untuk membekukan aset Rusia.
Baca Juga: Digempur Rusia, Tentara Ukraina Mengaku Bisa Kendalikan Situasi Kiev
Malam sebelumnya, Uni Eropa sepakat membekukan aset Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov beserta sanksi lainnya atas invasi ke Ukraina, demikian menurut Menlu Latvia seperti dilansir Associated Press, Jumat (25/2/2022).
Keputusan untuk membekukan aset Putin dan Lavrov menunjukkan kekuatan Barat bergerak ke arah tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam upaya menghentikan invasi Rusia ke Ukraina dan mencegah terjadinya perang besar di Eropa.
Tetapi belum jelas seberapa parah kedua pria itu akan terluka oleh tindakan pembekuan aset pribadi, atau apakah tindakan tersebut hanya simbolis belaka.
Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics mengatakan dalam sebuah Tweet pada hari Jumat, bahwa menteri luar negeri Uni Eropa mengadopsi paket sanksi ke-2 dan menambahkan, “Pembekuan aset termasuk Presiden Rusia dan menteri luar negerinya.”
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.