Reaksi beragam juga ditemui di Mariupol, kota pelabuhan Laut Azov.
Kota ini sempat dikhawatirkan bakal menjadi sasaran utama pertama serangan lantaran letaknya yang strategis dan menjadi lokasi industri berat penting.
Orang-orang tampak beraktivitas seperti biasa, pergi bekerja dan menanti di halte bus.
Sejumlah warga lainnya terlihat bergegas menuju mobil mereka untuk meninggalkan kota yang hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari garis depan perbatasan dengan Republik Rakyat Donetsk (DPR), salah satu dari dua wilayah separatis yang diakui Presiden Rusia Vladimir Putin telah merdeka dari Ukraina pekan ini.
Baca Juga: Ukraina Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Rusia dan Minta Bantuan Dunia, Sedikitnya 40 Tewas
Saat pagi beranjak siang di Kiev dan sirene terus meraung, antrian panjang mobil di pom bensin tampak mengular, semua hendak meninggalkan kota.
Transportasi subway dinyatakan gratis bagi semua penumpang.
Meski sebagian warga tampak tak yakin hendak pergi ke mana, namun mereka tampak sedikit lega karena berada di bawah tanah, terlindungi dari serangan udara Rusia.
Wali Kota Kiev Vitaly Klitschko menyerukan pada 3 juta warganya untuk tetap berada di dalam rumah kecuali mereka bekerja di sektor penting.
Semua orang, titahnya, harus menyiapkan tas-tas berisi barang-barang penting seperti obat-obatan dan dokumen yang siap dibawa pergi bilamana diperlukan.
Reaksi beragam warga Ukraina ini mungkin mencerminkan upaya-upaya yang kerap dilakukan oleh Presiden Volodymyr Zelensky untuk memoderasi harapan serangan oleh Rusia.
Ia berpendapat, kepanikan hanya akan menimbulkan destabilisasi sosial yang dapat menjadi keuntungan taktis bagi Rusia.
“Kami tak yakin situasi ini akan (benar-benar) tiba,” aku Elizaveta Melnik, seorang warga Kiev.
Namun, posisi Zelensky berubah pada Rabu (23/2), saat Ukraina memberlakukan keadaan darurat yang mencakup kemungkinan pembatasan pertemuan dan pembatasan lalu lintas kendaraan.
Sehari kemudian, pada Kamis (24/2), setelah tentara Rusia memasuki Ukraina, Zelensky memberlakukan darurat militer.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.