MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memohon Rusia untuk tak menginvasi Ukraina.
Namun, ia menegaskan jika penyerangan akhirnya benar-benar terjadi maka Ukraina siap menghadapi dan mempertahankan diri.
Zelensky mengungkapkan keinginannya untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin berakhir dengan kegagalan.
Ia pun menegaskan Rusia memiliki 200.000 tentara dan ribuan kendaraan di perbatasan Ukraina.
Baca Juga: Pemberontak di Ukraina Minta Bantuan Rusia, Diduga Alasan untuk Mulai Perang
Pengakuan Putin bahwa Donbas dan Luhansk merupakan wilayah yang merdeka membuat Rusia diyakini akan memuluskan langkah menyerang Ukraina melewati wilayah itu.
Zelensky pun membuat permintaan emosional agar Rusia tak melakukan penyerangan.
Ia mengatakan bahwa mereka sudah dibohongi mengenai Rusia.
“Siapa yang bisa menghentikan perang? Rakyat. Rakyat ini ada di sekitar Anda, saya yakin,” ujarnya dikutip dari BBC.
Namun, jika Rusia tak mengurungkan niatnya tersebut, Zelensky menegaskan negaranya siap untuk menghadapi dan bertahan.
“Jika Rusia menyerang, jika mereka mencoba merebut negara kami, kebebasan, hidup kami dan kehidupan anak-anak kami, kami akan mempertahankan diri,” tuturnya.
“Jika Anda menyerang, kalian akan melihat muka kami, bukan punggung kami,” kata dia.
Tentara Rusia dilaporkan dikerahkan untuk membantu kelompok pemberontak di Donbas dan Luhansk, dan membuat perbatasan Ukraina kian memanas.
Moskow mengungkapkan dua kelompok tersebut telah meminta bantuan militer.
Sebuah kelompok pemantau mengungkapkan, Rusia sendiri telah mengeluarkan peringatan penerbangan sipil bahwa mereka menutup hampir semua wilayah udara Ukraina Timur di perbatasan.
Baca Juga: Rusia Evakuasi Kedutaan Besarnya di Ukraina, Bendera Negara Rusia Sudah Tidak Berkibar Lagi
Sumber Terbuka Pengawasan Intelijen mengatakan sejauh ini tak ada batas atau waktu berakhir yang diberikan Rusia dalam pemberitahuan kepada penerbang.
Dewan Keamanan PBB dikabarkan akan melakukan pembicaraan darurat untuk membahas situasi di perbatasan Rusia yang kian buruk.
Ukraina sendiri telah telah mengeluarkan darurat negara dan jutaan penduduknya yang tinggal di Rusia memutuskan pulang ke negaranya.
Status darurat 30 hari memungkinkan pihak berwenang mengadopsi langkah-langkah keamanan yang lebih tinggi, termasuk jam malam.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.