Baik Rusia ataupun Ukraina gencar menggelar latihan perang seiring buntunya negosiasi antara kedua pihak. Namun, Presiden Volodymyr Zelensky memastikan jajarannya siap menjaga stabilitas dalam negeri.
“Kami tidak takut siapa pun, jangan panik, semuanya terkontrol,” kata Zelensky sebagaimana dikutip media Ukraina, Interfax, Sabtu (12/2).
Sejak 10 Februari, militer Ukraina menggelar latihan perang yang melibatkan unit drone dan persenjataan anti-kendaraan lapis baja. Latihan itu rencananya akan digelar hingga 20 Februari.
Sebaliknya, Rusia juga menggelar latihan besar bersama Belarusia. Puluhan ribu pasukan disebut terlibat dalam latihan itu.
Rusia sendiri mengonsentrasikan sekitar 100.000 pasukan di perbatasan Ukraina. Konsentrasi tersebut termasuk peralatan tempur seperti peluru kendali dan kapal amfibi.
Baca Juga: Intel AS Prediksi Rusia Serang Ukraina Rabu Pekan Depan, Dimulai Serangan Udara dan Tembakan Rudal
Per 6 Februari 2022, AS menyebut intelijen mereka melaporkan bahwa Rusia telah menerjunkan 70% kekuatan militer yang diperlukan untuk invasi berskala besar.
Konsentrasi kekuatan militer Rusia membuat AS meyakini Kremlin bisa menyerang “kapan saja”. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan penasihat keamanan Gedung Putih, Jake Sullivan memperkirakan Rusia bisa menyerang sebelum Olimpiade Beijing berakhir pada 20 Februari.
Di lain sisi, Kremlin membantah peringatan perang AS yang semakin gencar. Moskow menyebut Barat terlalu “histeris” terkait ancaman perang.
“Histeria telah mencapai puncaknya,” kata penasihat keamanan Kremlin, Yury Ushakov, Sabtu (12/2).
Ukraina sendiri telah mempersiapkan militer untuk mengantisipasi serbuan. Relawan sipil juga dilatih untuk bersiap apabila pertempuran terjadi.
Baca Juga: Krisis Ukraina-Rusia Memanas, Warga Tenang-Tenang Saja
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.