Di atas ring, dia dikenal sebagai “Kwa Tonsung” dan “Pareploy Mor Krungthep Thon”, yang terakhir mengacu pada almamaternya di Universitas Bangkokthonburi. Dia mengambil jurusan ilmu olahraga dan mewakili universitasnya di beberapa turnamen.
Lemari Pareploy penuh dengan medali dan piala dari pertarungannnya, bahkan disewa untuk mengajar polisi perempuan tentang cara melindungi diri sendiri.
“Secara fisik, perempuan tidak sekuat laki-laki tetapi keterampilan bela diri bisa membantu,” kata Pareploy.
“Saya pikir perempuan harus mengambil keterampilan bertarung karena mereka dapat berguna di saat darurat.”
Tidak ada lagi perbedaan besar antara tinju dan kecantikan, dan Pareploy adalah bukti nyata. Selain suka meninju dan menendang, dia juga menyukai tren fesyen dan make-up terbaru seperti teman-temannya.
Baca Juga: Cicipi Panti Pijat di Thailand, Kakek 70 Tahun Tewas saat Nikmati Pemijatan
Thailand saat ini dilanda tren di mana kecantikan dan femininitas berjalan seiring dengan semangat bertarung fisik. Kaum selebriti perempuan Thailand beberapa ikut berlatih bela diri, bahkan bertarung profesional dan menang, sepeti penyanyi luk-thung, Nipaporn “Kratae” Boonyaliang.
Didukung oleh kecintaannya pada tinju Thailand, Nipaporn terjun ke tarung profesional sebagai seorang gadis dan bertarung 24 kali, muncul sebagai pemenang di sebagian besar pertarungan. Meskipun dia sudah beralih menjadi penyanyi sebagai pekerjaan hariannya, dia masih bertinju secara teratur di waktu luangnya.
Serangkaian aktris dan penyanyi lain juga memilih tinju sebagai rutinitas kebugaran mereka. Di antaranya adalah Sarunrat “Lydia” Deane, Thanchanok “Bebe” Ritnaka, Janie Tienphosuwan, dan Keerati “Gypsy” Mahapreukpong.
Seorang perempuan pegawai bank berusia 20-an mengatakan, sejak dia mulai berlatih bela diri, dia merasa lebih percaya diri dan bebas di depan umum. Dia tidak lagi takut pulang larut malam dengan sepeda motornya dan juga memperhatikan, laki-laki yang tidak lurus sudah berhenti menggodanya.
Faktanya, keterampilan tinjunya menjadi sangat baik sehingga dia bahkan berlatih secara profesional ketika dia bisa mendapatkan cuti dari pekerjaannya sehari-hari.
“Rekan-rekan saya mendukung saya. Ketika saya memenangi pertandingan, mereka memberi saya hadiah tambahan,” katanya.
Seorang mahasiswa mengatakan, dia mulai mengambil kelas muay thai pada usia 15 tahun karena seorang laki-laki mendekatinya dan membuatnya merasa tidak nyaman.
“Setelah saya mempelajari keterampilan bertarung, semua godaan dan olok-olok menghilang,” katanya, menambahkan keterampilan latih tandingnya menjadi sangat bagus sehingga dia juga terkadang bertarung secara profesional.
Sumber : Kompas TV/Thai PBS World/Bangkok Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.