"Kami telah berbicara kepada Amerika Serikat dan Uni Eropa bahwa kerja sama ini hanya akan dilakukan sejauh tidak mempengaruhi pasokan listrik dan gas Jepang," katanya.
Baca Juga: Amerika Serikat Minta Jepang Alihkan Gas LNG ke Eropa bila Situasi di Ukraina Makin Buruk
Jepang adalah importir LNG terbesar di dunia hingga tahun lalu, dan sangat bergantung pada bahan bakar tersebut.
Laporan menunjukkan, mungkin tidak banyak yang bisa diberikan karena rendahnya stok, bahkan saat salju musim dingin mencapai rekor di Jepang.
"Perusahaan gas Jepang akan menerima harga pasar untuk bahan bakar tersebut," ujar seorang pejabat di Kementerian Perdagangan.
Pihak Kedutaan Amerika Serikat mengatakan, langkah itu menunjukkan Jepang berdiri teguh dengan Amerika Serikat dan mitra Eropa, dan menentang unjuk kekuatan secara kasar.
Hagiuda membangkitkan kenangan kerjasama serupa itu setelah gempa dahsyat, tsunami dan bencana nuklir melanda Jepang lebih dari satu dekade lalu.
"Setelah gempa bumi besar Jepang Timur 11 Maret 2011, adalah orang-orang Eropa dan Amerika Serikat yang pertama kali mengirimkan gas kepada kami," katanya.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz mendukung ancaman oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahwa pipa gas Nord Stream 2 yang kontroversial tidak akan dilanjutkan jika Rusia menginvasi Ukraina.
Pipa itu yang rencananya akan menggandakan pasokan gas alam dari Rusia ke Jerman menjadi kunci tawar-menawar bagi Barat dalam upayanya untuk menghentikan rencana Moskow menginvasi Ukraina.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.