Kedutaan Besar Aljazair di Prancis mengungkapkan perusakan ini sebagai aksi penghinaan yang tak terkatakan.
Perusakan ini terjadi di tengah kampanye pemilihan Presiden Prancis, di mana imigrasi dan Islam menjadi masalah signifikan bagi beberapa kandidat.
“Sangat memalukan tetapi tak mengejutkan dengan retorika kebenican dan atmosfer memuakkan saat ini,” ujar Ouassila Soum, perempuan Prancis keturunan Aljazair yang dating menghadiri peresmian.
Emir Abdelkader, adalah cendekiawan Muslim sebelum bergabung dengan militer.
Ia dipercaya sebagai salah satu pendiri Aljazair modern, atas peranannya dalam melawan pendudukan Prancis.
Tetapi pemberontakan yang dipimpinnya pada abad ke-19 gagal, dan ia dibawa ke Prancis untuk kemudian dipenjara selama empat tahun dengan keluarganya.
Baca Juga: Macron Ancam Anti-Vaksin Covid-19 Prancis, Akan Membuat Hidup Mereka Sulit
Ia kemudian mendapatkan pengakuan di dunia internasional saat membela kaum Kristen dari serangan sekterian di Timur Tengah, tempat ia bepergian setelah dibebaskan dari Prancis.
Aljazair sendiri akhirnya mendapatkan kemerdekaan dari Prancis pada 1962, setelah perang berdarah selama 8 tahun, yang kemudian membuat hubungan kedua negara menjadi rumit.
Diperkirakan angka kematian akibat perperangan itu adalah antara 400.000 hingga satu juta orang.
Patung Emir Abdelkader itu sendiri merupakan ide dari seorang sejarawan yang meminta Presiden Prancis, Emmanuel Macron untuk menemukan cara mengobati ingatan akan perang dan pendudukan Prancis di Aljazair.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.