Ia juga masuk daftar Teroris Global yang Dicari Secara Khusus.
Lahir di kota Tal Afar, Irak, Al-Qurashi diperkirakan berusia sekitar 40 tahun.
Kenaikannya sebagai pemimpin ISIS sendiri jarang terjadi di kelompok itu bagi seseorang yang non-Arab.
Pasalnya, Al-Qurashi lahir dari keluarga dengan darah Turkmenistan.
Qurashi sempat mengabdi sebagai tentara Irak di bawah komando Saddam Hussein.
Berdasarkan laporan Proyek Kontra-Ekstremisme (CEP), Al-Qurashi bergabung dengan Al-Qaeda setelah Saddam Hussein ditangkap tentara AS pada 2003.
Pada 2004, Al-Qurashi ditahan oleh pasukan AS di penjara Kamp Bucca di sebelah selatan Irak, di mana ia bertemu dengan Al-Baghdadi dan sejumlah sosok penting ISIS.
Pada 2014, Al-Qurashi menolong Al-Baghdadi menguasai kota Mosul, Irak.
Baca Juga: Bantah Donald Trump, Mantan Wakilnya Sebut Hasil Pilpres 2020 Tak Dapat Dibatalkan
Menurut CEP, Al-Qurashi dengan cepat memantapkan dirinya di antara jajaran senior ISIS, dan dijuluki Sang Penghancur atau Profesor.
Ia pun dihormati di kalangan anggota ISIS sebagai pembuat kebijakan yang brutal.
Al-Qurashi dianggap bertanggung jawab dalam menghabisi semua pihak yang menentang kepemimpinan Al-Baghdadi.
Menurut Jean-Pierre Filiu, pakar dari Universitas Sciences Po, Paris, Al-Qurashi dikenal memiliki peran penting dalam kampanye ISIS menghabisi minoritas Yazidi lewat pembantaian, pengusiran, dan perbudakan seks.
Sumber : NDTV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.