Gelombang Panas Laut
"Pekerjaan kami menunjukkan terumbu karang di seluruh dunia menghadapi risiko perubahan iklim lebih besar daripada yang kami duga," kata Dixon.
Masalahnya adalah gelombang panas laut, dan waktu yang dibutuhkan karang hidup untuk pulih gelombang panas laut, yaitu periode penyembuhan yang dikenal sebagai "refugia termal".
Komunitas terumbu karang biasanya membutuhkan setidaknya 10 tahun untuk bangkit kembali, dan itu dengan asumsi "semua faktor lain optimal", seperti tidak ada polusi atau penangkapan ikan dengan bahan peledak," kata salah satu penulis laporan tersebut, Maria Berger, juga dari Universitas Leeds.
Tetapi meningkatnya suhu air laut mengurangi panjang thermal refugia di luar kemampuan terumbu karang untuk beradaptasi.
"Kami memproyeksikan lebih dari 99 persen terumbu karang akan terpapar kenaikan suhu 1,5 derajat celsius terhadap tekanan panas yang tidak dapat ditoleransi, dan 100 persen terumbu karang pada 2 derajat celsiun," kata Berger seperti dilaporkan Straits Times.
Great Barrier Reef Australia, sistem karang terbesar di dunia, mengalami lima peristiwa pemutihan massal terumbu karang dalam 25 tahun terakhir.
Sebuah studi yang tidak dipublikasikan, yang ditulis oleh para ahli di unit Pengawasan Terumbu Karang NOAA Amerika Serikat mengatakan, Great Barrier Reef berada dalam cengkeraman gelombang panas yang kembali memecahkan rekor pada bulan November dan Desember tahun lalu.
Lautan menyerap sekitar 93 persen kelebihan panas dari emisi gas rumah kaca, melindungi permukaan tanah tetapi menghasilkan gelombang panas laut yang besar dan tahan lama, yang mendorong banyak spesies karang melewati batas toleransi terhadap kenaikan suhu.
Satu peristiwa yang disebut pemutihan pada tahun 1998 yang disebabkan oleh air yang memanas memusnahkan delapan persen dari semua terumbu karang.
Terumbu karang hanya menutupi sebagian kecil - 0,2 persen - dari dasar laut, tetapi mereka adalah rumah bagi setidaknya seperempat dari semua hewan dan tumbuhan laut.
Selain mendukung ekosistem laut, terumbu karang juga menyediakan protein, pekerjaan, dan perlindungan dari badai dan erosi garis pantai bagi ratusan juta orang di seluruh dunia.
Nilai barang dan jasa dari terumbu karang sekitar US$2,7 triliun per tahun, termasuk US$36 miliar di bidang pariwisata, kata laporan itu.
Pemanasan global, dengan bantuan polusi, memusnahkan 14 persen terumbu karang dunia dari 2009 hingga 2018, meninggalkan bentangan kerangka terumbu yang memutih di mana ekosistem yang hidup pernah berkembang, penelitian terbaru.
Hilangnya terumbu karang selama periode itu bervariasi menurut wilayah, mulai dari lima persen di Asia Timur hingga 95 persen di Pasifik tropis timur.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.