WASHINGTON DC, KOMPAS.TV - Seorang lelaki asal Kansas, Amerika Serikat, didakwa melakukan ancaman pembunuhan terhadap Presiden AS Joe Biden. Kepada agen federal, dia mengatakan, Tuhan memerintahkannya pergi ke Washington DC untuk "memotong kepala ular di jantung negara".
Laki-laki itu bernama Scott Merryman, mengemudi dari kampung halamannya di Independence, Kansas, ke Hagerstown, Maryland, pada hari Rabu, di mana ia dicegat oleh agen Secret Service di lapangan parkir Cracker Barrel, seperti tertulis dalam surat dakwaan, Jumat (28/1/2022), dilansir New York Post.
Merryman, seorang kontraktor konstruksi, diduga mengatakan kepada agen federal AS bahwa dia sedang menuju ke Gedung Putih untuk memberi tahu Biden bahwa orang-orang muak dengan perpecahan di negara ini dan agar (Biden) kembali kepada Tuhan atau pergi saja ke neraka.
Merryman juga mengatakan dia bermaksud untuk "memotong kepala ular di jantung negara," tetapi membantah komentar itu sebagai sebuah ancaman bagi presiden, yang pertama kali dilansir The Daily Beast.
Para pejabat keamanan mengatakan Merryman membuat, "Banyak komentar tentang Tuhan, dibimbing oleh Tuhan, diselimuti 'darah anak domba', dan dilindungi oleh Tuhan," kata dokumen pengadilan itu.
Polisi di Kansas pertama kali memberi tahu Secret Service bahwa Merryman menelepon mereka untuk mengatakan dirinya akan pergi ke Washington DC untuk "melihat presiden" pada hari Selasa (25/1/2022).
Seorang agen Secret Service mewawancarainya melalui telepon, dan Merryman diduga mengeklaim memiliki informasi untuk presiden mengenai Kitab Wahyu, yang diperintahkan Tuhan kepadanya untuk disampaikan.
Baca Juga: Setelah Dipenjara 27 Tahun atas Tuduhan Pembunuhan, Nenek 74 Tahun Akhirnya Dinyatakan Tak Bersalah
Pada interogasi kedua, Merryman mengatakan kepada para agen federal dia memiliki niat untuk "berbicara" dengan presiden.
Agen federal menemukan tiga butir amunisi di ransel Merryman, yang dia katakan Tuhan telah menyuruhnya untuk membawa, namun tanpa penjelasan apa-apa dari Tuhan.
Setelah diwawancarai oleh penyelidik, Merryman diduga mengancam agen yang awalnya berbicara dengannya, dengan mengatakan, "Saya akan mendatangi Anda, wahai jalang," dan "Saya memiliki peluru dengan nama Anda di atasnya."
Dari Selasa hingga Kamis, Merryman juga membuat serangkaian posting Facebook yang kurang waras di mana para pejabat mengatakan dia menggunakan kata-kata yang semakin mengancam.
Dalam satu posting pada hari Selasa, Merryman meminta maaf karena membatalkan semua rencananya untuk minggu ini karena dia melakukan perjalanan yang dipimpin Tuhan ke ibu kota negara.
Baca Juga: Terlibat Pembunuhan Presiden Haiti, Mantan Senator Ditangkap di Jamaika sebagai Tersangka Utama
Keesokan harinya, dia muncul untuk menyinggung percakapannya dengan agen federal, yang dia sebut bernama "Greg,", seraya menulis, "Saya berbicara dengan setan di telepon, wahai kalian semua ... dan saya memberi tahu dia apa yang terjadi. Aku akan memenggal kepala ular tua yang jahat itu dengan pedang panjang bermata dua yang tajam.”
Dia mengatakan "Lucifer" mengirim agennya untuk berbicara dengannya di Cracker Barrell, dan juga meramalkan kematiannya sendiri pada 13 Juni 2025.
“Akan ada keajaiban terjadi di Gedung Putih. Saya percaya Joe Biden adalah Antikristus dan dia akan menderita luka kepala yang fatal. Saya akan melakukan pukulan itu dalam nama Kristus,” tulisnya di posting lain, menurut dokumen pengadilan.
Pada hari Kamis, para pejabat keamanan mengatakan Merryman menelepon Gedung Putih dan secara eksplisit mengancam presiden selama percakapan dengan agen-agen Dinas Rahasia.
"Aku datang untuk Joe si ngantukan," kata Merryman kepada agen itu. “Saya sedang berbicara tentang Presiden Biden dan Anda bisa mengutip saya.”
“Saya datang dengan tiga peluru tanpa senjata. Aku sekarang datang sendirian.”
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.