Baca Juga: Makin Panas di Ukraina, Joe Biden Kini Ancam Putin dengan Sanksi Pribadi
Departemen Keuangan Amerika Serikat di masa lalu telah memberikan beberapa langkah mitigasi atas sanksi keuangan, seperti memberikan izin untuk melindungi pengirim bantuan kemanusiaan dan aliran pengiriman uang pribadi ke Afghanistan meskipun ada sanksi terhadap Taliban yang berkuasa.
Seorang pejabat Departemen Keuangan AS menolak mengomentari langkah-langkah semacam itu mengenai kemungkinan sanksi terhadap Rusia tetapi menambahkan, "Kami siap untuk menimpakan kerugian yang parah bagi ekonomi Rusia sambil meminimalkan limpahan yang tidak diinginkan."
Perusahaan minyak merasakan dampak sanksi AS terhadap beberapa operasi mahal pengeboran Rusia selama bertahun-tahun setelah Putin menginvasi Crimea pada 2014.
Tindakan tersebut memaksa Exxon Mobil keluar dari wilayah Arktik Rusia dan mengakhiri kerjasama perusahaan dengan perusahaan minyak negara Rusia Rosneft, yang menandatangani kesepakatan senilai US$3,2 miliar tahun 2011 untuk mengembangkan wilayah tersebut.
Exxon berpendapat, sanksi secara tidak adil menghukum perusahaan AS sementara membuat perusahaan asing beroperasi di Rusia, yang merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia.
Sanksi 2014 menghantam proyek minyak dan gas eksplorasi teknologi tinggi Rusia di Arktik, lempeng Siberia, dan laut dalam.
Sanksi baru terhadap Rusia bisa lebih luas cakupannya tetapi juga sulit untuk dilakukan tanpa merusak perusahaan-perusahaan Barat.
Exxon tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang lobi apa pun yang dilakukan terhadap potensi sanksi Rusia dan seorang juru bicara Kamar Dagang AS, kelompok lobi terbesar untuk bisnis Amerika, menolak mengomentari topik tersebut.
Perdagangan barang dan jasa AS dengan Rusia diperkirakan mencapai US$34,9 miliar pada 2019, menurut kantor Perwakilan Dagang AS.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.