JAKARTA, KOMPAS.TV - Buku diary Anne Frank menjadi bagian penting dalam sejarah karena menceritakan bagaimana dirinya dan keluarganya bersembunyi dari kejaran Nazi Jerman.
Pemilik nama lengkap Annelies Marie Frank itu merupakan seorang gadis Yahudi yang lahir di Frankfurt, Jerman pada 12 Juni 1929.
Tujuh puluh tujuh tahun lalu tepatnya 1945, Anne Frank meninggal di usia 15 tahun di kamp Bergen-Belsen Nazi Jerman setelah 2 tahun persembunyiannya.
Keluarga Frank bersembunyi pada 6 Juli 1942, di ruang belakang dan gudang bisnis produk makanan Otto Frank.
Buku harian Anne Frank terakhir ditulis pada 1 Agustus 1944, tiga hari kemudian tempat persembunyian mereka ditemukan oleh Gestapo.
Baca Juga: Kenapa Minggu Jadi Hari Libur dalam Sepekan? Begini Sejarahnya…
Penangkapan itu dilakukan setelah mereka mendapat petunjuk dari seorang informan Belanda.
Melansir BBC, Selasa (18/1/2022) sebuah tim sejarawan termasuk mantan agen FBI mulai menguak sosok yang mengkhianati Anne Frank dan melaporkan tempat persembunyiannya pada Nazi.
Sosok tersebut adalah Arnold van den Bergh, seorang tokoh Yahudi di Amsterdam yang diduga menyerahkan keluarga Frank untuk menyelamatkan keluarganya sendiri.
Hipotesis itu dikeluarkan setelah melakukan penyelidikan enam tahun menggunakan teknik investigasi modern untuk memecahkan misteri kematian Anne Frank.
Para peneliti juga menggunakan algoritme komputer untuk mencari koneksi di antara sekian banyak orang pada saat itu, temuan mengerucut pada sosok Arnold van den Bergh.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Dan Budaya Sulawesi Tengah Melalui Museum
Van den Bergh pernah menjadi anggota Dewan Yahudi Amsterdam, sebuah badan yang dipaksa untuk menerapkan kebijakan Nazi di wilayah-wilayah Yahudi.
Organisasi tersebut lantas dibubarkan pada tahun 1943 dan anggotanya dikirim ke kamp konsentrasi, begitu pula van den Bergh.
Namun, peneliti menemukan bahwa Van den Bergh tidak dikirim ke kamp dan malah tinggal di Amsterdam seperti biasa pada saat itu.
"Ketika van den Bergh kehilangan semua rangkaian perlindungannya yang membebaskannya dari keharusan pergi ke kamp, dia harus memberikan sesuatu yang berharga kepada Nazi yang dia hubungi agar dia dan istrinya pada saat itu tetap aman," ujar mantan FBI agen Vince Pankoke mengatakan kepada CBS 60 Minutes.
Baca Juga: Apa Itu Black Friday? Ternyata Ada Sejarah Kelam di Baliknya
Sebelumnya, tim peneliti menemukan sebuah surat anonim yang dikirim kepada ayah Anne Frank, Otto Frank untuk menyelidiki Arnold van den Bergh sebagai pengkhianatnya.
Pankoke mengatakan bahwa anti-Semitisme mungkin menjadi alasan mengapa hal itu tidak pernah dipublikasikan selama ini.
"Mungkin dia hanya merasa jika saya mengungkit ini lagi, itu hanya akan membuat api semakin membesar," katanya.
Surat kabar Belanda de Volkskrant melaporkan bahwa van den Bergh meninggal pada tahun 1950, lima tahun setelah Anne Frank meninggal.
Hasil penelitian itu telah diterima oleh museum Anne Frank House untuk dijadikan arsip.
Pihak museum merasa terkesan dengan hasil penelitian itu dan mengatakan informasi baru ini penting dan menjadi hipotesis menarik yang layak untuk penelitian lebih lanjut.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.