Demonstrasi empat hari belakangan ini melanda ibu kota terbesar di Kazakhstan seperti di Nursalam, Almaty, serta Provinsi Mangistau.
Demonstran menyerang objek kantor pemerintahan.
Polisi menanggapinya dengan tindakan anti huru-hara dan menangkap lebih dari 200 orang.
Presiden Tokayev sendiri mengecam demonstrasi rusuh yang menyerang objek pemerintahan.
“Pemerintah tidak akan jatuh, tetapi kami ingin kepercayaan dan dialog dibanding konflik,” kata Tokayev, Selasa (4/1/2022).
Akan tetapi, seiring meluasnya demonstrasi, tuntutan protes juga meluas hingga mencakup tuntutan politis.
Koresponden Radio Free Europe di Kazakhstan, Bruce Pannier menyebut demonstran kini juga menuntut iklim politik yang lebih bebas.
“Mereka mulai (berdemo) karena alasan ekonomi, naiknya harga gas, tetapi mereka segera mengambil haluan politik dan menuntut pemilihan bebas pejabat lokal serta pengusiran pejabat tinggi di pemerintahan,” kata Pannier kepada Al Jazeera.
Demonstran di Almaty meneriakkan “usir si tua”, merujuk mantan presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev yang masih sangat berpengaruh di negara itu.
Nazarbayev menguasai Kazakhstan sejak keluar dari Uni Soviet hingga 2019 silam.
Penggantinya, Kassym-Jomart Tokayev pun merupakan calon pilihan Nazarbayev.
Baca Juga: Imbauan Jangan ke Luar Negeri, DPR dan Bappenas Studi Banding Ibu Kota Baru ke Kazakhstan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.