Kompas TV internasional kompas dunia

Ditarik TNI AL, Kapal Berisi Warga Rohingya Berlabuh di Lhokseumawe dan Langsung Dilayani Bersama

Kompas.tv - 31 Desember 2021, 05:25 WIB
ditarik-tni-al-kapal-berisi-warga-rohingya-berlabuh-di-lhokseumawe-dan-langsung-dilayani-bersama
Seorang anak perempuan duduk di perahu kayu yang membawa warga Rohingya saat tiba di Pelabuhan Krueng Geukueh di Aceh Utara, Indonesia, Jumat dini hari, 31 Desember 2021. Sekitar 120 warga Muslim Rohingya akhirnya berlabuh dan turun dari kapal yang hanyut selama berhari-hari di lepas pantai Provinsi Aceh setelah ditarik oleh kapal TNI AL ke pelabuhan di Lhokseumawe. (Sumber: AP Photo/Zik Maulana)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.TV — Sekitar 120 warga Muslim Rohingya akhirnya berlabuh dan turun dari kapal yang hanyut selama berhari-hari di lepas pantai Provinsi Aceh setelah ditarik oleh kapal TNI AL ke pelabuhan di Lhokseumawe, kata para pejabat TNI-AL seperti dilansir Associated Press, Jumat (31/12/2021)

Perahu kayu warga Rohingya itu dilaporkan bocor dan mesinnya rusak. Upaya penyelamatan penumpangnya, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, dimulai setelah pemerintah Indonesia pada Rabu mengatakan akan mengizinkan mereka berlabuh karena kondisi di kapal sangat parah.

Kapal yang rusak itu ditarik oleh kapal angkatan laut Kamis pagi dari lokasinya sekitar 85 kilometer di lepas pantai Kabupaten Bireuen, menuju Pelabuhan Krueng Geukueh di Lhokseumawe, sebuah kota pesisir di Kabupaten Aceh Utara, kata Juru Bicara Komando Armabar Kolonel La Ode M Holib.

Baca Juga: Detik-detik TNI AL Menarik Kapal Pengungsi Rohingya yang Terapung di Lautan

Perempuan dan anak-anak warga Rohingya duduk berdesakan di kapal kayu yang rusak di tengah laut dan kini berhasil ditarik kapal TNI-AL berlabuh di Lhokseumawe. Sekitar 120 warga Muslim Rohingya akhirnya berlabuh dan turun dari kapal yang hanyut selama berhari-hari di lepas pantai Provinsi Aceh setelah ditarik oleh kapal TNI AL ke pelabuhan di Lhokseumawe. (Sumber: AP Photo/Zik Maulana)

Gelombang tinggi dan cuaca buruk menghambat operasi penyelamatan, seperti dilansir Associated Press, dan kapal angkatan laut bergerak dengan kecepatan 5 knot per jam untuk mencegah kapal yang ditarik terbalik. Kapal berlabuh dengan aman tepat setelah tengah malam atau Jumat (31/12/2021) dini hari.

Pihak berwenang menggunakan bus untuk memindahkan warga Rohingya dari pelabuhan ke gudang terdekat, menyediakan tempat penampungan sementara di tengah hujan lebat. Para warga Rohingya itu semuanya akan diuji untuk virus corona, tambah Holib.

Perahu itu pertama kali terlihat oleh nelayan setempat pada hari Minggu sekitar 96 kilometer di lepas pantai Bireuen, kata Badruddin Yunus, pemimpin nelayan Bireuen. 

Dia mengatakan nelayan memberikan makanan, air dan pakaian kepada para penumpang, termasuk 60 wanita, 51 anak-anak dan sembilan pria, yang mengatakan mereka ingin pergi ke Malaysia dan telah melaut selama 28 hari sebelum mesin kapal rusak.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Akhirnya Putuskan Kapal Berisi Warga Rohingya Boleh Berlabuh di Bireuen

Warga Rohingya duduk di atas perahu kayu saat tiba di Pelabuhan Krueng Geukueh di Aceh Utara, Indonesia, Jumat dini hari, 31 Desember 2021. Sekitar 120 warga Muslim Rohingya akhirnya berlabuh dan turun dari kapal yang hanyut selama berhari-hari di lepas pantai Provinsi Aceh setelah ditarik oleh kapal TNI-AL ke pelabuhan di Lhokseumawe. (Sumber: AP Photo/Zik Maulana)

Video yang diperoleh The Associated Press dari TNI-AL menunjukkan perahu kayu yang dipenuhi puluhan anggota komunitas etnis Rohingya mengambang di laut. 

Sebelumnya, wanita dan anak-anak di kapal berteriak minta tolong saat kapal TNI-AL mendekat, dan prajurit TNI-AL langsung mengantarkan makanan dan persediaan.

Badan Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) menyatakan siap membantu pemerintah Indonesia dan masyarakat setempat untuk mengurus warga Rohingya tersebut, termasuk menetapkan proses karantina sesuai dengan protokol kesehatan masyarakat internasional di tengah pandemi.

Lebih dari 700.000 Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar yang mayoritas beragama Buddha ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh sejak Agustus 2017, ketika militer Myanmar melancarkan operasi pembersihan sebagai tanggapan atas serangan oleh kelompok pemberontak.

Pasukan keamanan Myanmar dituduh melakukan pemerkosaan massal, pembunuhan dan pembakaran ribuan rumah.

Baca Juga: UNHCR Minta Indonesia Beri Izin Kapal Pengungsi Rohingya Berlabuh di Bireuen

Kapal kayu yang rusak di tengah laut berisi puluhan warga Rohingya saat terkatung-katung di perairan Bireuen, Aceh, menunggu persetujuan pemerintah Indonesia. Sekitar 120 warga Muslim Rohingya akhirnya berlabuh dan turun dari kapal yang hanyut selama berhari-hari di lepas pantai Provinsi Aceh setelah ditarik oleh kapal TNI AL ke pelabuhan di Lhokseumawe. (Sumber: France24)

Kelompok-kelompok Rohingya telah berusaha untuk meninggalkan kamp-kamp yang penuh sesak di Bangladesh dan melakukan perjalanan melalui laut dalam perjalanan berbahaya ke negara-negara mayoritas Muslim lainnya di wilayah tersebut.

Malaysia yang didominasi Muslim telah menjadi tujuan bersama bagi kapal-kapal itu, dan para penyelundup manusia menjanjikan kehidupan yang lebih baik kepada para pengungsi di sana. Namun banyak pengungsi Rohingya yang mendarat di Malaysia menghadapi penahanan.

Meskipun Indonesia bukan penandatangan Konvensi Pengungsi 1951 Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNHCR mengatakan peraturan presiden 2016 memberikan kerangka hukum nasional yang mengatur perlakuan terhadap pengungsi di kapal yang mengalami kesulitan di dekat Indonesia dan untuk membantu mereka turun.

Ketentuan ini telah diterapkan selama bertahun-tahun, terakhir pada bulan Juni ketika 81 pengungsi Rohingya diselamatkan di lepas pantai Aceh Timur.

 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x