Kompas TV internasional kompas dunia

Murka Keamanan Nasional Terancam dari Ukraina, Putin Tuntut Jaminan Keamanan AS dan NATO

Kompas.tv - 22 Desember 2021, 09:31 WIB
murka-keamanan-nasional-terancam-dari-ukraina-putin-tuntut-jaminan-keamanan-as-dan-nato
Presiden Rusia Vladimir Putin tuntut jaminan keamanan dari Barat bahwa NATO tidak akan memperluas keanggotaan ke Eropa Tengah dan Eropa Timur karena mengancam keamanan nasional. (Sumber: AP Photo/Mikhail Tereshchenko, Sputnik, Kremlin Pool Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

“Rusia dipaksa untuk merespons setiap langkah mereka. Situasi terus memburuk, memburuk, memburuk dan memburuk. Dan di sinilah kita hari ini, dalam situasi ketika kita dipaksa untuk menyelesaikannya entah bagaimana."

Baca Juga: Putin Ancam Perang jika NATO Agresif: Rudal Kalian di Ukraina Bisa ke Moskow dalam Hitungan Menit

Dua tentara Ukraina di garis depan kota Novoluhanske wilayah Donetsk dekat perbatasan Rusia, Kamis (09/12/2021). Presiden Rusia Vladimir Putin hari Selasa, (21/12/2021) tuntut jaminan keamanan dari Barat bahwa NATO tidak akan memperluas keanggotaan ke Eropa Tengah dan Eropa Timur karena mengancam keamanan nasional. (Sumber: AP Photo/Vitali Komar, File)

Hubungan Rusia dengan Amerika Serikat merosot ke titik nadir pasca-Perang Dingin setelah Rusia mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina tahun 2014 dan mendukung pemberontakan separatis di Ukraina timur yang masih menguasai wilayah tersebut.

Ketegangan kembali muncul beberapa pekan terakhir setelah Moskow mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina.

Putin menekan Barat untuk menjamin NATO tidak akan memperluas keanggotaan ke Ukraina atau mengerahkan pasukannya di sana, seraya mengangkat masalah ini selama panggilan video dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dua minggu lalu.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu hari Selasa menuduh lebih dari 120 personil perusahaan militer swasta Amerika Serkat saat ini beroperasi di dua desa di Ukraina timur yang dilanda perang, melatih pasukan Ukraina dan menyiapkan posisi bidik di bangunan tempat tinggal dan berbagai fasilitas yang berbeda.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Amerika Serikat “harus memahami bahwa kita (Rusia) tidak punya tempat untuk mundur.”

"Apa yang sekarang mereka coba lakukan dan rencanakan di wilayah Ukraina, itu tidak ribuan kilometer jauhnya, itu terjadi tepat di depan pintu rumah kami," katanya.

Putin menambahkan, Moskow berharap adanya “pembicaraan yang konstruktif dan bermakna dengan hasil akhir yang terlihat – dan dalam jangka waktu yang jelas – akan memastikan keamanan yang sama untuk semua.”

“Konflik bersenjata, pertumpahan darah bukanlah pilihan kami, dan kami tidak menginginkan perkembangan seperti itu. Kami ingin menyelesaikan masalah dengan cara politik dan diplomatik," kata Putin.

Baca Juga: Siap-siap Perang Dunia III! Menteri Ukraina Tegaskan Akan Terjadi jika Rusia Menyerang

Menteri Urusan Veteran Ukraina Yulia Laputina menegaskan Perang Dunia III akan terjadi jika Rusia menyerang negaranya. Presiden Rusia Vladimir Putin hari Selasa, (21/12/2021) tuntut jaminan keamanan dari Barat bahwa NATO tidak akan memperluas keanggotaan ke Eropa Tengah dan Eropa Timur karena mengancam keamanan nasional. (Sumber: Menafn)

Asisten Menteri Luar Negeri AS Karen Donfried, diplomat senior Amerika Serikat untuk Eropa mengatakan pada briefing hari Selasa (21/12), Washington siap untuk membahas proposal yang diajukan Rusia di atas meja.

“Ada beberapa hal yang kami siapkan untuk dikerjakan, dan kami yakin ada manfaatnya untuk berdiskusi,” kata Donfried kepada wartawan setelah kunjungan ke Kyiv, Moskow dan Brussel.

“Ada hal-hal lain dalam dokumen-dokumen itu yang Rusia sudah tahu hal-hal tersebut tidak akan dapat diterima (kami),” tambahnya, tanpa merinci yang mana.

Donfried mengatakan pertemuan bilateral Amerika Serikat - Rusia kemungkinan akan terjadi pada bulan Januari, dan pembicaraan antara NATO - Rusia, serta Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa OSCE, kemungkinan akan melihat pergerakan juga pada bulan Januari.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x