Dalam kunjungannya, Sullivan akan bertemu Perdana Menteri Israel Naftali Bennett untuk membahas program nuklir Iran.
Kunjungan yang diperkirakan akan dimulai pada Selasa (21/12/2021) itu dilakukan saat proses negosiasi di Wina tentang pengaktifan kembali kesepakatan 2015 soal nuklir Iran, tidak mencapai hasil yang signifikan.
“Kami akan membicarakan tentang di mana kami melihat program nuklir Iran dan beberapa lini masanya,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Presiden AS Joe Biden seperti dilansir Al Jazeera.
Pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump secara sepihak keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran pada 2018.
Dalam kesepakatan tersebut, Iran setuju untuk meredam program nuklirnya. Sebagai imbal balik, sanksi-sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat terhadap Iran akan diringankan.
Baca Juga: Iran Ungkap Peta Target Serangan di Israel, Ini Reaksi Negara Zionis
Sejak AS keluar dari kesepakatan tersebut, Teheran menyatakan tidak lagi terikat dengan kesepakatan tersebut.
Adapun pemerintahan Biden telah menyatakan masuknya kembali AS ke dalam kesepakatan tersebut akan menjadi prioritasnya.
Perundingan putaran kedelapan antara Iran dan pihak-pihak penanda tangan kesepakatan tersebut, di mana AS tidak terlibat secara langsung, dijadwalkan akan dilanjutkan pekan depan.
Sejumlah laporan menyebutkan, sebuah draf mungkin hampir tercapai. Apabilan disetujui, draf tersebut akan menjadi dasar dilanjutkannya negosiasi.
Israel tetap menentang kesepakatan tersebut. Bennet mendesak pemimpin-pemimpin dunia untuk tegas kepada Iran.
Baca Juga: Iran Keras Kepala dalam Perundingan Nuklir, Diplomat Eropa Frustrasi
Sumber : Press TV/The New York Times/Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.