Sebuah dokumen yang penulisnya tidak diketahui, menurut Haaretz, mengungkap pembunuhan terhadap Hajj Ibrahim, “satu perempuan tua yang sedang sakit dan satu pria dan satu wanita tua lainnya.”
Hajj Ibrahim, bekerja di dapur militer milik pasukan Israel di Al Burj, kota Palestina yang dikuasai Israel pada Juli 1948.
Tentara Israel meminta Hajj Ibrahim pergi mencari sayuran. Setelah itu, “mereka bertiga (warga Palestina) dibawa ke sebuah rumah yang terisolasi.”
“Setelah itu sebuah bom antitank ditembakkan (ke arah mereka). Saat bom itu meleset dari target, enam granat tangan dilemparkan ke dalam rumah itu. Mereka menewaskan satu pria dan wanita tua, dan satu perempuan tua lainnya dibunuh dengan senapan,” bunyi dokumen tersebut seperti dilansir WAFA, Minggu (12/12/2021).
“Beberapa jam kemudian dia (Hajj Ibrahim) juga dibunuh, dengan empat peluru.”
Baca Juga: Nakba Day 15 Mei, Hari Bencana bagi Palestina Usai Zionis Deklarasi Israel
Sementara sebuah dokumen yang ditulis Shmuel Mikunis, anggota komunis Dewan Negara Provisional yang kemudian menjadi anggota parlemen Israel, mengungkap sejumlah pembantaian warga Palestina.
Mikunis meminta klarifikasi kepada Perdana Menteri David Ben-Gurion tentang perbuatan yang dilakukan milisi Irgun.
Dokumen Mikunis mengungkap antara lain tentang pembunuhan 35 warga Palestina meskipun mereka telah mengibarkan bendera putih, dan penahanan warga sipil Palestina termasuk perempuan dan anak-anak yang diminta menggali lubang lalu didorong ke dalam lubang tersebut dan ditembak hingga tewas.
Dokumen itu juga menyebutkan tentang pemerkosaan seorang gadis oleh milisi-milisi Irgun, dan pembunuhan terhadap 13 atau 14 anak-anak Palestina yang sedang bermain-main dengan granat.
Menurut Al Jazeera, antara 1947 dan 1949, sedikitnya 750.000 dari 1,9 juta warga Palestina menjadi pengungsi.
Pasukan Zionis melakukan pembersihan etnis dan menghancurkan sekitar 530 desa dan kota dan menewaskan sekitar 15.000 warga Palestina. Pembersihan etnis itu, oleh warga Palestina, disebut Nakba atau bencana.
Sumber : WAFA/Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.