NEW DELHI, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan kunjungan kenegaraan ke New Delhi, India, Senin (06/12/2021). Kunjungan tersebut dilakukan setelah India membeli persenjataan senilai miliaran dolar dari Rusia.
Kedatangan Putin kali ini diperkirakan akan kembali mendatangkan kesepakatan pembelian senjata baru bernilai miliaran dolar bagi Rusia.
Seperti dilansir Bloomberg, Minggu (5/12/2021), Putin melakukan perjalanan luar negeri pertamanya dalam hampir enam bulan untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Narendra Modi saat India menerima pengiriman sistem pertahanan rudal canggih S-400 Rusia yang merupakan bagian dari kesepakatan senjata senilai US$5 miliar.
Dengan pertemuan yang dijadwalkan antara menteri luar negeri dan pertahanan India dan Rusia, perjalanan kenegaraan Putin ke India dapat menghasilkan lebih banyak pesanan India untuk jet tempur Sukhoi Su-30 dan MiG-29 serta 400 tank T-90 tambahan, kata Duta Besar India untuk Rusia, Bala Venkatesh Varma, kepada kantor berita Tass, bulan lalu.
Ada kesepakatan untuk memproduksi lebih dari 700.000 senapan AK-203 di India juga, kata Varma. India tidak akan melanjutkan rencana untuk membangun helikopter militer Ka-226T Rusia secara lokal di bawah kesepakatan senilai US$1 miliar, menurut pejabat senior pemerintah yang mengetahui masalah tersebut.
Sebaliknya, kekuatan militer terbesar ketiga di dunia itu mungkin melakukan pembelian, dibanding memproduksi sendiri heli militer Ka-226T sebagai pengganti armadanya yang terdiri dari 320 lebih helikopter tua.
New Delhi mungkin juga akan menandatangani kesepakatan untuk membeli 5.000 rudal tambahan dan sekitar 250 peluncur tunggal sistem Rudal Igla-S yang pertama kali dipesan India ketika konfrontasi perbatasannya dengan China mencapai puncaknya musim panas lalu.
Namun, sementara Rusia tetap menjadi pemasok senjata terbesar India, porsi Moskow atas pembelian dari India turun menjadi 56 persen dari 72 persen pada periode 2015 hingga 2019, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.
Baca Juga: 63 Ayam di India Mati Kaget Kena Serangan Jantung Usai Pawai Drum Band Upacara Pernikahan
Pembelian senjata Rusia oleh sekutu Amerika Serikat biasanya dihajar sanksi oleh Amerika Serikat. Pembelian serupa yang dilakukan oleh sekutu NATO, Turki, mendorong AS melarang Ankara dari program jet tempur canggih F-35.
“Sepertinya Washington menutup mata untuk saat ini karena dukungan India di kawasan Asia-Pasifik sangat penting bagi AS,” kata Ruslan Pukhov, anggota dewan penasihat publik Kementerian Pertahanan Rusia.
"India mengirim pesan kuat ke AS bahwa mereka tidak akan mentolerir sanksi Amerika."
India adalah bagian dari kelompok Quad dengan AS, Jepang, dan Australia yang dibentuk sebagai benteng melawan pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.
Bahkan ketika ketegangan AS dan NATO dengan Kremlin semakin tinggi karena peningkatan pasukan Rusia di dekat Ukraina, India bertaruh bahwa fokus Presiden Joe Biden pada China akan memungkinkannya untuk melanjutkan pembelian persenjataan dari Moskow.
Sementara AS "mendesak semua sekutu, semua mitra, untuk membatalkan transaksi dengan Rusia" termasuk pembelian peluru kendali darat-udara S-400 yang dapat memicu sanksi, AS belum memutuskan sanksi maupun pengabaian untuk India, kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada briefing, 23 November lalu.
Percakapan sedang berlangsung "dalam konteks hubungan pertahanan yang berarti bagi kami, yang penting bagi Amerika Serikat dan India, termasuk dalam konteks Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka", kata Price.
Bagi pemerintah Modi, kunjungan Putin berarti lebih dari sekadar memperkuat hubungan sejak era Perang Dingin.
Baca Juga: Mengejutkan, Penderita Varian Omicron di India Ternyata Tak Pernah Keluar Negeri
India membutuhkan Rusia untuk menjaga pasokan senjata karena konflik perbatasan dengan China. New Delhi juga menginginkan lebih banyak peran di Afghanistan di mana Rusia, bersama dengan China dan Pakistan, tetap menjadi pemain kunci setelah pengambilalihan pemerintah oleh Taliban.
India perlu memperhatikan tindakan Rusia di Ukraina karena ini dapat memperumit hubungan New Delhi dengan Washington, kata Tanvi Madan, direktur Proyek India di Brookings Institution.
"Delhi mengatakan perlu melakukan hal-hal tertentu dengan Moskow karena itu untuk kepentingan India; Washington mengatakan perlu melakukan hal-hal tertentu dengan Islamabad karena itu untuk kepentingan Amerika," katanya.
"Tidak ada yang menyukai apa yang dilakukan pihak lain dengan para pesaingnya."
Pada saat yang sama, India meningkatkan pembelian senjata dan teknologi dari Eropa dan Israel dan melakukan lebih banyak latihan militer dengan negara-negara Quad.
India juga merupakan bagian dari kemitraan yang baru muncul antara Israel, Uni Emirat Arab dan AS yang berencana untuk bekerja sama dalam keamanan, ekonomi dan maritim di Timur Tengah.
“AS kemungkinan tidak akan senang dengan keputusan India untuk membeli lebih banyak senjata dari Rusia, tetapi akan menunggu untuk melihat berapa banyak dari kesepakatan ini yang benar-benar terwujud,” kata Akhil Bery, direktur Inisiatif Asia Selatan di Institut Kebijakan Masyarakat Asia.
"Namun, hubungan AS-India bisa dibilang lebih kuat sekarang, karena kedua belah pihak mengakui bahwa China adalah ancaman geopolitik terbesar mereka."
Sumber : Kompas TV/Bloomberg/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.