Sementara di Nagorno-Karabakh, drone-drone buatan Turki membantu Azerbaijan yang merupakan sekutu Ankara, mengalahkan pasukan yang disokong Armenia.
Baca Juga: Turki Bebaskan Pasangan yang Diduga Mata-mata Israel, Ditangkap Saat Foto Rumah Erdogan
Belum lama ini, Rusia mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap langkah Turki menjual drone bersenjata buatannya, Bayraktar TB2, kepada Ukraina.
Bayraktar TB2 pertama kali digunakan Ukraina untuk menyerang artileri mobile di Donbas, wilayah separatis yang didukung Rusia, pada Oktober lalu.
Bloomberg melaporkan, perusahaan pembuatan senjata yang berkedudukan di Istanbul, Baykar, telah menjual lusinan drone ke Ukraina sejak 2019. Selain drone, Turki memasok stasiun-stasiun pengendali dan rudal.
Dalam panggilan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam pengerahan drone serang oleh Ukraina dan menyebutnya “provokatif.”
Pada 19 November lalu, lewat panggilan telepon, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga telah memperingatkan Cavusoglu tentang keprihatinan Moskow atas “militerisasi” Ukraina oleh Turki dan meminta Ankara menanggapi hal tersebut “seserius mungkin”.
Sementara Amerika Serikat memperingatkan Lavrov tentang “konsekuensi serius” yang akan terjadi jika Rusia menyerang Ukraina. Hal itu menyusul penempatan pasukan Rusia dalam jumlah besar di perbatasan dengan Ukraina.
Baca Juga: Intelejen AS Ungkap Rencana Rusia Invasi Ukraina dengan 175.000 Tentara
Sumber : Daily Sabah/Bloomberg
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.