Baca Juga: Ini Reaksi Berbagai Negara Mendengar Temuan Varian Baru Covid-19 B.1.1.529 di Afrika Selatan
Semua virus bermutasi dari waktu ke waktu, termasuk Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Selama akhir 2020, munculnya varian yang menimbulkan peningkatan risiko terhadap kesehatan masyarakat global mendorong WHO untuk mulai menggolongkannya sebagai varian yang menjadi perhatian dan varian yang lebih mengkhawatirkan, untuk menginformasikan respons terhadap pandemi.
Badan kesehatan PBB itu memutuskan untuk memberi nama varian tersebut dengan huruf alfabet Yunani, untuk menghindari negara-negara yang pertama kali mendeteksi menjadi terstigmatisasi.
WHO pada Jumat meminta negara-negara untuk meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan genetik virus mereka untuk lebih memahami varian yang beredar.
Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, mendesak semua orang untuk mengurangi kemungkinan tertular virus.
"Kami memahami orang-orang khawatir," katanya. “Yang benar-benar penting sebagai individu adalah menurunkan eksposur (tingkat kemungkinan keterpaparan) Anda." kata Kerkhove
“Langkah-langkah kesehatan masyarakat yang terbukti ini, tidak pernah lebih penting (dibanding saat ini),” katanya, mengutip menjaga jarak, pemakaian masker, menghindari ruang yang ramai, serta ventilasi yang baik, “dan ketika giliran Anda, dapatkan segera vaksinasi Covid-19”.
Selain Afrika Selatan, Omicron telah terdeteksi di Israel pada seseorang yang berasal dari Malawi, Botswana, Belgia, dan Hongkong.
Baca Juga: Mengenal Varian Baru Covid-19 Botswana B.1.1.529 yang Sudah Terdeteksi di Hong Kong
The Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution met today to review what is known about the #COVID19 variant B.1.1.529.
— World Health Organization (WHO) (@WHO) November 26, 2021
They advised WHO that it should be designated a Variant of Concern.
WHO has named it Omicron, in line with naming protocols https://t.co/bSbVas9yds pic.twitter.com/Gev1zIt1Ek
Meskipun negara-negara berebut untuk melarang penerbangan, WHO sebelumnya memperingatkan agar tidak memaksakan pembatasan perjalanan karena varian Omicron.
Organisasi itu mengatakan, negara-negara harus mengambil pendekatan berbasis risiko dan ilmiah ketika mempertimbangkan pembatasan perjalanan sehubungan dengan varian baru ini – tetapi memperingatkan terhadap risiko pembatasan.
"Pada titik ini, sekali lagi, penerapan langkah-langkah perjalanan sedang diperingatkan," kata juru bicara Christian Lindmeier kepada wartawan.
Selain Delta, Omicron, dan tiga variant of concern lainnya, saat ini ada dua varian yang lebih rendah dan di bawahnya, ada tujuh lagi varian dalam pemantauan.
Delta, yang lebih mudah menular daripada strain aslinya, sekarang sangat dominan di seluruh dunia.
Dari 845.000 urutan genetik yang diunggah ke inisiatif sains global GISAID dengan spesimen yang dikumpulkan dalam 60 hari terakhir, 99,8 persen adalah varian Delta.
Sumber : Kompas TV/Straits Times via AFP
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.