Tim penyelamat terpaksa menghentikan upaya mereka menyusul ledakan gas metana dan kebakaran yang diakibatkan oleh penumpukan gas metana dan karbon monoksida pada Kamis.
Sebanyak total 239 orang telah diselamatkan dari dalam tambang, dan 63 di antaranya telah menerima perawatan medis.
Baca Juga: Polisi Selandia Baru Mulai Temukan Jasad Korban Ledakan Tambang 11 Tahun Silam
Insiden itu dianggap sebagai tragedi tambang paling mematikan di Rusia sejak 2010, saat dua ledakan gas metana dan kebakaran menewaskan 91 orang di tambang Raspadskaya di wilayah Kemerovo.
Pada 2016, 36 pekerja tambang tewas dalam serangkaian ledakan metana di tambang batu bara di utara jauh Rusia. Pasca insiden itu, pihak berwenang menganalisis faktor keselamatan pada seluruh 58 tambang batu bara, dan menyatakan bahwa 20 di antaranya berpotensi tak aman.
Meski laporan media menyebut bahwa tambang Listvyazhnaya tidak termasuk dalam daftar tambang yang tak aman, namun pada 2004, ledakan gas metana di tambang itu menewaskan 13 orang.
Media pemberitaan independen Rusia Meduza melaporkan, tahun ini, pihak berwenang menangguhkan pengerjaan beberapa bagian di tambang itu sebanyak 9 kali dan mendenda lebih dari 4 juta rubel atas pelanggaran keselamatan di tambang.
Baca Juga: Penampakan Tambang Emas Runtuh di Niger, Akibatkan 18 Orang Tewas!
Menurut para petugas penegak hukum, para pekerja tambang juga telah mengeluhkan tingginya kandungan gas metana dalam tambang itu.
Kemerovo mengumumkan berkabung selama tiga hari.
Komite Investigasi Rusia juga telah melangsungkan penyelidikan terkait adanya potensi pelanggaran keselamatan. Direktur dan dua manajer senior tambang telah ditahan.
Penyelidikan kriminal terpisah juga dilancarkan pada Jumat terkait adanya dugaan bahwa pejabat setempat yang menginspeksi tambang sebelumnya pada bulan ini lalai.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.