OUAGADOUGOU, KOMPAS.TV - Ratusan orang hilang tiga tahun belakangan di tengah kekerasan kelompok ekstremis dan pihak militer di Burkina Faso. Banyak keluarga yang melaporkan kehilangan kerabat di tengah ketidakpastian akibat konflik.
Menurut Palang Merah Internasional, laporan orang hilang naik empat kali lipat setahun lalu. Pada 2019, terdapat laporan 104 hilang. Jumlah itu naik menjadi 407 pada 2020.
Salah satu warga yang kehilangan kerabat adalah Polenti Combary, ibu berusia 53 tahun yang kini mengungsi di Fada N’Gourma, timur Burkina Faso.
Combrary kehilangan anaknya yang berusia 34 tahun pada Maret 2021. Waktu itu, Combary dan keluarga baru saja mengungsi dari desanya setelah diusir jihadis.
Anaknya hendak mengembalikan truk yang dipakai keluarga untuk mengangkut barang-barang. Namun, sang anak tak pernah kembali.
“Kami akan tetap mencari. Saya berdoa kepada Tuhan agar dia kembali,” kata Combary kepada Associated Press.
Baca Juga: Korban Tewas dalam Serangan di Burkina Faso Bertambah Jadi 32 Orang
Keluarga Combary adalah bagian dari lebih sejuta orang yang terpaksa mengungsi akibat konflik. Kekerasan kelompok ekstremis Islam telah membunuh ribuan orang di Burkina Faso.
Di Burkina Faso, laporan orang hilang cukup sering ditemui akibat migrasi, banjir, atau bencana krisis iklim. Namun, deretan kekerasan membuat jumlahnya semakin banyak.
Pencarian orang di tengah konflik pun teramat sulit. Terlebih lagi jika konflik memicu pengungsian massal.
“Dengan konflik, Anda memiliki pergerakan tiba-tiba manusia yang lebih banyak, Anda menghadapi lebih banyak insiden yang bisa berujung perpisahan dan kehilangan,” kata Marina Fakhouri, kepala perlindungan Palang Merah Internasional di Burkina Faso.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.