Kompas TV internasional kompas dunia

Tersangka Akui Bujuk Korban ke Sebuah Rumah terkait Pembunuhan 4 Perempuan di Afghanistan

Kompas.tv - 6 November 2021, 21:55 WIB
tersangka-akui-bujuk-korban-ke-sebuah-rumah-terkait-pembunuhan-4-perempuan-di-afghanistan
Para perempuan berunjuk rasa menuntut hak yang lebih baik bagi perempuan di depan bekas Kementerian Urusan Perempuan di Kabul, Afghanistan, Minggu (19/9/2021). Dua orang tersangka terkait pembunuhan seorang perempuan aktivis dan tiga perempuan lainnya yang mayatnya ditemukan di sebuah rumah di utara Afghanistan pada pekan lalu, telah ditangkap. (Sumber: Straits Times via AFP)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Fadhilah

Baca Juga: Jurnalis Iran Ditembaki Pemotor di Kabul Afghanistan

Menurut Sadat, Safi meninggalkan rumahnya hampir tiga pekan lalu untuk menemui seseorang yang mengklaim dapat membantunya keluar dari Afghanistan. 

Khosti mengamini penuturan Sadat. Para tersangka, katanya, mengaku dalam interogasi bahwa mereka telah mengundang para perempuan itu ke sebuah rumah.

Sejumlah aktivis lain juga melaporkan telah menerima telepon dan surel dari orang-orang yang mencurigakan. Orang-orang ini mengeklaim dapat membantu mereka yang hendak meninggalkan Afghanistan.

Para aktivis diminta untuk memberikan rincian data pribadi dan dibujuk untuk datang ke sejumlah lokasi tertentu. Modus ini diungkap lewat sejumlah unggahan para jurnalis di WhatsApp grup.

Baca Juga: Taliban Tembak Mati Dua Orang Hanya karena Musik di Pesta Pernikahan

Sejak Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus, puluhan ribu rakyat Afghanistan telah meninggalkan negara itu.

Kebanyakan berhasil melarikan diri dalam penerbangan yang diatur oleh pasukan AS dan NATO selama periode kekacauan itu.

Sejak itu, Taliban berupaya meyakinkan komunitas internasional bahwa mereka tak akan menutup akses warga Afghanistan dan warga asing yang memiliki paspor dan visa yang berlaku yang hendak meninggalkan Afghanistan.

Sejak akhir Agustus lalu, ratusan orang tercatat telah meninggalkan Afghanistan lewat jalur udara dan darat. Namun, mereka yang tak memiliki paspor dan visa tak punya pilihan.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x