Kompas TV internasional kompas dunia

Pfizer Umumkan Hasil Uji Obat Covid-19 Paxlovid, Ini Perbandingannya dengan Molnupiravir dari Merck

Kompas.tv - 6 November 2021, 14:38 WIB
pfizer-umumkan-hasil-uji-obat-covid-19-paxlovid-ini-perbandingannya-dengan-molnupiravir-dari-merck
Pfizer mengumumkan obat Covid-19 yang disebut Paxlovid menurunkan 89 persen risiko rawat inap atau kematian di antara pasien dewasa dengan Covid-19 yang berisiko tinggi berkembang menjadi penyakit parah. (Sumber: Financial Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

LOS ANGELES, KOMPAS.TV - Pfizer baru saja mengumumkan hasil uji klinis obat minum Covid-19 bernama Paxlovid. Sebelumnya Merck & Co sudah mengembangkan pil antivirus eksperimental, Molnupiravir, untuk mengatasi infeksi Covid-19.

Kedua obat tersebut diklaim menunjukkan kemanjuran yang menjanjikan dalam uji klinis terhadap orang dewasa yang terinfeksi Covid-19 dan berisiko tinggi terkena penyakit serius.

Saat ini sedang dipelajari untuk melihat apakah kedua obat tersebut dapat mencegah infeksi pada orang yang terekspose atau rentan tertular virus corona.

Berikut penjelasan mengenai perbedaan kedua pil tersebut, seperti dilansir Straits Times, Sabtu (06/11/2021).

Manakah dari obat Covid-19 berbentuk pil itu yang bekerja lebih baik?

Angka percobaan yang diberikan oleh kedua perusahaan menunjukkan bahwa Pfizer memiliki pil yang lebih efektif, tetapi Pfizer belum menawarkan data lengkap.

Pfizer mengatakan pada Jumat (05/11/2021), uji klinis menunjukkan pilnya yang diberi nama Paxlovid mengurangi kemungkinan rawat inap atau kematian sebesar 89 persen pada pasien Covid-19 yang berisiko sakit parah, yang diberikan pengobatan dalam waktu tiga hari sejak timbulnya gejala, dan sebesar 85 persen bila diberikan dalam waktu lima hari dari sejak menunjukkan gejala infeksi.

Merck pada 1 Oktober mengatakan pil buatan mereka menurunkan kemungkinan rawat inap atau kematian sekitar 50 persen pada pasien yang berisiko sakit parah, yang diberikan perawatan dalam waktu lima hari sejak terinfeksi. Namun, Merck tidak memberikan angka tentang pasien yang mendapatkan pil dalam waktu tiga hari setelah terinfeksi.

Obat Covid-19 buatan Pfizer memiliki nama merek Paxlovid. Obat Merck memiliki merek dagang bernama Lavgevrio di Inggris, dengan kandungan utama Molnupiravir, di mana obat tersebut sudah mendapat persetujuan regulator negara tersebut.

Baca Juga: Pfizer Umumkan Obat Covid-19 Paxlovid, Diklaim 89 Persen Efektif Cegah Rawat Inap dan Kematian

Struktur Paxlovid atau PF-07321332, yaitu obat Covid-19 berupa pil yang diminumkan ke pasien. Pfizer mengklaim Paxlovid menurunkan 89 persen risiko rawat inap atau kematian di antara pasien dewasa dengan Covid-19 dan berisiko tinggi berkembang menjadi penyakit parah (Sumber: Wikipedia/Meodipt)

Mengapa obat-obatan ini penting?

Sementara sejumlah vaksin tersedia di seluruh dunia untuk mencegah infeksi termasuk yang dibuat oleh Pfizer, namun pilihan pengobatan masih terbatas untuk orang yang terinfeksi Covid-19.

Saat ini pasien Covid-19 yang tidak terlalu parah untuk dirawat di rumah sakit tetapi berisiko penyakit serius, dapat diobati dengan obat antibodi, meski harus diberikan secara intravena di rumah sakit atau pusat infus.

Bagaimana obat-obatan itu bekerja?

Kedua obat tersebut diberikan selama lima hari. Regimen pengobatan Pfizer adalah tiga pil di pagi hari dan tiga pil di malam hari. Sedangkan obat Merck diminum empat pil di pagi hari dan empat di malam hari.

Obat buatan Pfizer adalah bagian dari kelas yang dikenal sebagai protease inhibitor yang dirancang untuk memblokir enzim yang dibutuhkan virus corona untuk berkembang biak.

Pfizer mengatakan, karena obat tersebut menargetkan bagian dari virus yang penting untuk replikasi, patogen tidak dapat menjadi resisten terhadap pengobatan.

Obat buatan Pfizer diberikan dalam kombinasi dengan ritonavir, antivirus yang lebih tua yang meningkatkan aktivitas PI tetapi dapat menyebabkan efek samping gastrointestinal dan mengganggu obat lain.

Obat buatan Merck yang dikembangkan bersama Ridgeback Biotherapeutics, adalah analog nukleosida dengan mekanisme kerja yang bertujuan untuk memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus. Karena obat tersebut menghasilkan mutasi acak ke dalam virus, sulit bagi virus corona untuk berevolusi dan menjadi resisten.

Baca Juga: Perusahaan Farmasi AS Klaim Obat Covid-19 Molnupiravir Pangkas 50 Persen Pasien yang Harus Dirawat

Kapsul obat Covid-19 bernama Molnupiravir, yang diuji coba ke 775 pasien terinfeksi Covid-19. (Sumber: France24/Merck)

Apa yang kita ketahui tentang kadar keselamatan atau efek samping dari kedua obat tersebut?

Kedua perusahaan hanya merilis data terbatas tentang perawatan, tetapi menyatakan keyakinan akan keamanannya.

Pfizer mengatakan sekitar 20 persen pasien yang menerima pil atau plasebo mengalami efek samping, namun sebagian besar ringan.

Efek samping yang serius dilaporkan oleh 1,7 persen pasien yang menerima obat dan 6,6 persen pasien plasebo.

Merck mengatakan 12 persen pasien yang menerima obatnya dan 11 persen pasien plasebo mengalami efek samping terkait obat.

Obat-obatan di kelas yang sama dengan pil buatan Merck telah dikaitkan dengan cacat lahir dalam penelitian pada hewan (kelas obat yang sama bukan berarti obat yang sama. -red)

Merck mengatakan dalam penelitian yang serupa, namun dengan durasi lebih lama dan pada dosis yang lebih tinggi daripada yang digunakan pada manusia, menunjukkan obat-obatan itu tidak menyebabkan cacat lahir atau kanker.

Apa yang kita ketahui tentang pasokan dan persediaan kedua obat Covid-19 tersebut?

Pfizer menargetkan untuk memproduksi lebih dari 180.000 paket terapi obat mereka pada akhir tahun ini, dan setidaknya 50 juta untuk tahun depan.

Merck mengatakan mereka mengharapkan untuk memproduksi 10 juta paket terapi obat pada akhir tahun ini, dengan setidaknya 20 juta paket terapi akan diproduksi tahun depan.

Mana yang lebih mahal?

Pemerintah Amerika Serikat memberikan vaksin dan perawatan untuk Covid-19 secara gratis kepada warganya, sementara negara-negara di seluruh dunia sedang menegosiasikan harga dengan Pfizer dan Merck.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Jumat (5/11/2021) mengatakan pemerintahnya telah mengamankan jutaan dosis pengobatan Pfizer.

Merck memiliki kontrak 1,2 miliar dolar untuk memasok AS dengan 1,7 juta paket terapi obatnya, atau sekitar 700 per paket terapi.

Inggris telah mendapatkan 250.000 paket terapi obat buatan Pfizer, tetapi harga untuk kontrak pembelian oleh Inggris belum diumumkan.




Sumber : Kompas TV/Straits Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x