ROMA, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Minggu (31/10/2021), memberi peringatan kepada Menteri Luar Negeri China Wang Yi bahwa AS menentang tindakan Beijing yang meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan.
Demikian diungkapkan seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS seperti dilansir Straits Times.
Selama pertemuan selama satu jam dengan Wang di sela-sela pertemuan puncak para pemimpin negara-negara G20, Blinken dengan "sangat jelas" menekankan Washington menentang setiap perubahan yang dilakukan secara sepihak oleh Beijing terhadap status quo, kata pejabat itu.
AS ingin mengelola persaingan ketat antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut secara bertanggung jawab, kata pejabat itu, seraya menambahkan pentingnya kedua belah pihak mengakui bahwa jalur komunikasi terbuka adalah yang terpenting.
Pertemuan bilateral di Roma itu terjadi di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang dihadiri kedua diplomat dan masuk dalam jadwal publik Blinken untuk hari Minggu.
Ini adalah perjumpaan pertama Blinken dan Wang sejak pertemuan di Alaska pada Maret lalu di mana delegasi China mencaci maki pihak AS dan disiarkan langsung oleh TV.
Ketegangan tinggi antara dua ekonomi terbesar dunia itu terjadi di banyak bidang, termasuk perdagangan, hak asasi manusia, Taiwan, dan pandemi Covid-19.
Baca Juga: China Murka Ada Pasukan AS di Taiwan: Kemerdekaan Taiwan Jalan Buntu
Awal pekan ini, Washington memerintahkan China Telecom Americas untuk berhenti beroperasi dalam waktu 60 hari, mengakhiri hampir dua dekade operasi perusahaan itu di AS dan menambah ketegangan lebih lanjut pada hubungan antara kedua negara.
Presiden AS Joe Biden terus maju dengan kebijakan perdagangan garis keras terhadap Beijing, secara luas sejalan dengan pendahulunya, Donald Trump, yang pendekatan bombastisnya membuat ketegangan saat itu makin menjadi-jadi.
Ketegangan juga meningkat di Taiwan dalam beberapa bulan terakhir.
China mengklaim Taiwan yang merupakan sekutu AS sebagai miliknya, dan bersumpah akan merebutnya kembali suatu hari nanti, dengan paksa jika perlu.
Awal bulan ini, Washington memastikan sejumlah kecil tentara AS berada di pulau itu untuk membantu pelatihan.
Pada Selasa (26/10/2021), Blinken menyerukan agar Taiwan diizinkan terlibat lebih dalam di badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meskipun Beijing bersikeras Taiwan tidak punya tempat di panggung diplomatik dunia.
Biden juga menegur Beijing atas rentetan tindakan dan ucapan yang memprovokasi tentang Taiwan.
Baca Juga: China Murka Ada Pasukan AS di Taiwan: Kemerdekaan Taiwan Jalan Buntu
Pada bulan ini, dia mengatakan AS siap membela Taiwan bila ada invasi China. Gedung Putih belakangan dengan cepat menarik kembali komentar itu di tengah peringatan dari Beijing, untuk melanjutkan strategi ambiguitas strategis, apakah akan campur tangan secara militer jika China menyerang.
Pada Jumat (29/10/2021), perwakilan tetap China untuk PBB Zhang Jun mengatakan hanya ada satu China di dunia dalam sambutannya kepada media.
Zhang menambahkan, pemerintah Republik Rakyat China adalah satu-satunya pemerintah yang sah yang mewakili seluruh China, dan Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah negara tersebut.
Sebanyak 180 negara, termasuk AS, menjalin hubungan diplomatik dengan China atas dasar komitmen terhadap prinsip satu China, kata Zhang.
Prinsip satu-China adalah konsensus komunitas internasional dan norma hubungan internasional yang diakui secara luas, yang tidak memungkinkan adanya tantangan atau distorsi, kata Zhang.
Dia juga menunjukkan PBB adalah organisasi antar-pemerintah yang terdiri dari negara-negara berdaulat, dan Resolusi Majelis Umum PBB 2758 telah memecahkan sekali dan untuk semua masalah keterwakilan China di PBB dalam hal politik, hukum dan prosedural.
Oleh karena itu, Taiwan tidak memenuhi syarat untuk bergabung dengan PBB, katanya.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.