TEL AVIV, KOMPAS.TV – Kelompok hacker atau peretas yang menamakan diri sebagai “Moses Staff” atau Staf Musa, melancarkan serangan siber terhadap Kementerian Pertahanan Israel. Dalam serangan siber itu, kelompok peretas yang dilaporkan terdiri dari para warga Iran itu membeberkan sejumlah dokumen dan foto-foto dari sistem kementerian Israel itu.
Melansir SputnikNews.com pada Kamis (28/10/2021), Moses Staff juga mengklaim bahwa mereka telah memperoleh informasi penempatan pasukan militer Israel.
Menurut situs web Moses Staff, kelompok peretas itu telah menembus lebih dari 165 server dan 254 situs web. Kelompok itu juga mengeklaim telah mengumpulkan lebih dari 11 terabyte data, termasuk Israel Post, Kementerian Pertahanan Israel. Pun, informasi terkait Menteri Pertahanan Benny Gantz, perusahaan Electron Csillah dan Epsilor.
Baca Juga: Bill Gates Ternyata Pernah Jadi Hacker saat Remaja
“Kami telah mengawasi Anda selama bertahun-tahun, setiap saat dan setiap langkah,” tulis peretas.
“Seluruh keputusan dan pernyataan Anda telah berada dalam pengintaian kami. Pada akhirnya, kami akan menyerang Anda pada saat yang tidak pernah Anda bayangkan.”
Moses Staff dilaporkan memiliki akses ke material sensitif seperti sejumlah laporan, peta operasional, informasi tentang tentara dan unit mereka, juga surat-surat dan korespondensi.
“Kami akan memublikasi informasi ini untuk memberi tahu dunia tentang kejahatan-kejahatan otoritas Israel,” imbuh kelompok peretas itu.
Baca Juga: Hacker Brazil Mengaku Retas Situs Badan Siber dan Sandi Negara, Orang Indonesia Balas Hack 3 Website
Moses Staff pula merilis tumpukan dokumen Excel berisi data pribadi para terduga personel pasukan pertahanan Israel (IDF).
Dokumen Excel itu tampaknya berisi nama, nomor identitas, surel, alamat, nomor telepon, bahkan posisi sosio-ekonomi pasukan, mahasiswa pra-militer, dan sejumlah informasi lain yang terkait dengan Kementerian Pertahanan.
Sejumlah foto Gantz bersama para tentara IDF termasuk di antara dokumen yang bocor, dan dipampang pada situs web kelompok peretas itu. Pun, selembar surat bertanda tahun 2010 dari Gantz untuk wakil kepala staf gabungan dan kepala intelijen Angkatan Bersenjata Yordania.
“Para tentara yang darahnya tertumpah karena kebijakan yang salah dan perang sia-sia, para ibu yang meratapi anak-anak mereka, dan seluruh kekejaman dan ketidakadilan pada rakyat negara ini; kami tidak akan lupa! Kami tidak akan memaafkan! Kami akan terus berjuang! Untuk mengungkap kejahatan Anda yang tersembunyi. Akhir Anda sudah dekat,” ancam peretas.
Namun, peretas tidak menyebutkan secara spesifik tentara mana yang dimaksud dalam deskripsi ancaman mereka.
Baca Juga: Situs Badan Siber dan Sandi Negara Diretas, Puan: Jangan Kalah Sama Hacker
Sebelumnya, pada awal bulan ini, sebuah serangan siber menghantam Pusat Medis Hillel Yaffe di Hadera, dan memengaruhi sistem komputer. Serangan ini merupakan serangan siber terbaru terhadap negeri Yahudi dalam beberapa tahun terakhir.
Pada pertengahan Oktober, Microsoft mengungkap bahwa para peretas yang diduga terkait dengan Iran, telah mencoba menembus 250 aplikasi Microsoft Office pada 365 akun milik sejumlah perusahaan keamanan Amerika Serikat (AS) dan Israel. Kelompok peretas itu dilaporkan melancarkan serangan menggunakan metode yang dikenal dengan ‘penyemprotan kata sandi’.
Menurut Microsoft, bisnis pertahanan yang melayani AS, Uni Eropa dan mitra pemerintah Israel dalam produksi radar tingkat militer, teknologi drone, sistem satelit, dan sistem komunikasi respons darurat, menjadi fokus serangan siber itu.
Baca Juga: BIN Bantah Sistemnya Diretas oleh Hacker China
Sumber : Sputnik News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.