Baca Juga: Kudeta Militer Sudan Diprotes Massa, 12 Demonstran Terluka akibat Bentrok dengan Aparat
Sekretaris Jenderal Liga Negara-Negara Arab Ahmed Aboul Gheit mendesak semua pihak untuk menaati deklarasi konstitusi yang dibuat pada Agustus 2019 lalu.
“Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan dialog. Penting untuk menghormati segala keputusan dan persetujuan yang telah ditetapkan, menahan diri dari segala aksi yang bisa mengganggu periode transisi dan mengguncang stabilitas di Sudan,” kata Gheit.
Uni Eropa menyatakan kekhawatiran atas pengambilalihan kekuasaan oleh militer di Sudan.
Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyebut bahwa ia mengikuti perkembangan situasi di negara timur laut Afrika itu.
“Uni Eropa meminta semua pihak yang berkepentingan dan rekan regional untuk kembali ke proses transisi,” kata Borrell.
Amerika Serikat (AS) mengecam percobaan kudeta militer di Sudan. Hal tersebut diungkapkan oleh utusan khusus AS untuk Semenanjung Tanduk Afrika, Jeffey Feltman.
“Ini (kudeta) bertentangan dengan Deklarasi Konstitusional (yang diteken pada 2019) dan aspirasi rakyat Sudan,” kata Feltman.
China mendesak pihak militer dan pemerintahan sipil Sudan untuk berdialog. Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.
“China mengikuti perkembangan terbaru situasi di Sudan dan meminta semua pihak terkait untuk mengatasi perbedaan mereka lewat dialog untuk menjaga kedamaian dan stabilitas negara,” kata Wang dikutip Associated Press.
Wang juga menambahkan bahwa kedutaan China di Sudan beroperasi secara normal.
Baca Juga: Sudan akan Serahkan Bekas Presiden Omar al Bashir ke Pengadilan Kriminal Internasional
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.