Juru bicara kantor kepresidenan Xavier Chang dalam sebuah pernyataannya mengatakan, tindakan nyata pemerintahan Biden yang berkelanjutan menunjukkan dukungan “kokoh” untuk Taiwan.
Biden mengatakan orang tidak perlu meragukan kekuatan militer Washington. "Karena China, Rusia, dan seluruh dunia tahu, kami adalah militer paling kuat dalam sejarah dunia."
"Yang perlu Anda khawatirkan adalah apakah mereka akan terlibat dalam kegiatan yang akan menempatkan mereka pada posisi di mana mereka mungkin membuat kesalahan serius," kata Biden.
“Saya tidak ingin perang dingin dengan China. Saya hanya ingin China memahami bahwa kami tidak akan mundur, bahwa kami tidak akan mengubah pandangan kami.”
Richard McGregor, rekan senior untuk Asia Timur di Lowy Institute, mengatakan pemerintahan Biden telah “dengan tegas menyatakan kembali” komitmennya terhadap ambiguitas strategis.
“Saya menduga Biden tidak mencoba mengumumkan perubahan apa pun. Jadi itu bahasa yang longgar, atau mungkin nada yang sedikit lebih keras, sengaja diadopsi karena cara Beijing meningkatkan suhu pelecehan militernya terhadap Taiwan baru-baru ini,” katanya kepada AFP seperti dilansir Straits Times.
Baca Juga: Kata Putin soal Ancaman China untuk Rebut Kembali Taiwan
Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan ketegangan militer antara Taiwan dan China adalah yang terburuk dalam lebih dari 40 tahun, seraya menambahkan China akan mampu melakukan invasi "skala penuh" pada tahun 2025.
Taiwan mengatakan mereka adalah negara merdeka dan akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.
China mengatakan Taiwan adalah masalah paling sensitif dan penting dalam hubungannya dengan Amerika Serikat dan mengecam apa yang disebutnya sebagai "kolusi" antara Washington dan Taipei.
Berbicara kepada wartawan sebelumnya pada hari Kamis, Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan mereka sedang mengejar “penyatuan kembali secara damai” dengan Taiwan.
“Kami bukan pembuat onar. Sebaliknya, beberapa negara, khususnya AS, mengambil tindakan berbahaya, membawa situasi di Selat Taiwan ke arah yang berbahaya,” katanya.
“Saya pikir pada saat ini yang harus kita panggil adalah Amerika Serikat untuk menghentikan praktik semacam itu. Menyeret Taiwan ke dalam perang jelas bukan kepentingan siapa pun. Saya tidak melihat Amerika Serikat akan mendapatkan apa pun dari itu.”
Sumber : Straits Times/AFP
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.