Para peneliti bekerja selama beberapa dekade tentang kemungkinan menggunakan organ satwa atau hewan untuk transplantasi, tetapi terhalang bagaimana mencegah penolakan langsung oleh tubuh manusia.
Tim Dr Montgomery berteori, mematikan gen karbohidrat babi yang memicu penolakan tubuh penerima, yaitu molekul gula, atau glikan, yang disebut juga alpha-gal, akan mencegah masalah tersebut.
Babi yang diubah secara genetik, dijuluki GalSafe, dikembangkan oleh unit Revivicor United Therapeutics. GalSafe disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada Desember 2020 untuk digunakan sebagai makanan bagi orang-orang dengan alergi daging dan sebagai sumber potensial terapi manusia.
Produk medis yang dikembangkan dari babi masih memerlukan persetujuan FDA secara khusus sebelum digunakan pada manusia, kata badan tersebut.
Peneliti lain sedang mempertimbangkan apakah babi GalSafe dapat menjadi sumber segalanya, mulai dari katup jantung hingga cangkok kulit untuk pasien manusia.
Baca Juga: Jalani Transplantasi Bahu dan Lengan Ganda Pertama di Dunia, Kondisi Pria Ini Membaik
Eksperimen transplantasi ginjal NYU diharapkan bisa membuka jalan bagi percobaan pada pasien gagal ginjal stadium akhir, mungkin dalam satu atau dua tahun ke depan, kata Dr Montgomery, yang dia sendiri adalah penerima transplantasi jantung.
Percobaan tersebut mungkin akan menguji pendekatan medis tersebut sebagai solusi jangka pendek untuk pasien sakit kritis sampai ginjal manusia tersedia untuk dicangkokkan, atau bahkan sebagai cangkok permanen.
Eksperimen saat ini melibatkan pencangkokan tunggal, dimana ginjal babi yang dicangkokkan itu dibiarkan di tempatnya hanya selama tiga hari, sehingga setiap percobaan di masa depan kemungkinan akan mengungkap hambatan baru yang perlu diatasi, kata Dr Montgomery.
Peserta cangkok ginjal babi berikutnya mungkin adalah pasien yang kecil kemungkinan menerima cangkok ginjal manusia atau pasien dengan prognosis buruk pada dialisis.
"Bagi banyak dari orang-orang itu, tingkat kematiannya sama tingginya dengan beberapa jenis kanker, dan kami tidak akan berpikir dua kali untuk menggunakan obat baru, dan melakukan uji coba baru (pada pasien kanker) ketika upaya tersebut mungkin memberi mereka tambahan waktu kehidupan walau hanya beberapa bulan," kata Dr Montgomery.
Para peneliti meminta pendapat profesional jajaran ahli etika medis, ahli hukum, dan ahli agama untuk memeriksa konsep mereka sebelum meminta akses kepada keluarga pasien mati otak dan mencangkokkan ginjal babi tersebut, kata Dr Montgomery.
Sumber : Straits Times/New York Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.