PHILADELPHIA, KOMPAS.TV - Seorang perempuan diperkosa gelandangan di kereta penuh penumpang di Philadelphia, Amerika Serikat (AS), pekan ini.
Parahnya, menurut pihak kepolisian, tak ada satu pun penumpang yang memberikan pertolongan kepada korban atau menghubungi 911.
Pemerkosaan tersebut terjadi Rabu (13/10/2021), pukul 10 malam dan tertangkap kamera CCTV, yang memperlihatkan banyaknya orang lain di lokasi saat kejadian berlangsung.
“Apakah mereka melihatnya? Saya tak tahu. Sekali lagi kami masih melakukan pemeriksaan video, tetapi ada banyak orang,” Kata Kepala Polisi Timothy Bernhardt dari Departemen Kepolisian Upper Darby dilansir dari New York Post.
Baca Juga: Pemimpin Junta Militer Myanmar Marah Tak Diundang dalam KTT ASEAN, Tegaskan Keberatannya
“Menurut pendapat saya, seharusnya ada yang ikut campur. Seseorang seharusnya melakukan sesuatu,” tambahnya.
Ia pun menegaskan bahwa itulah gambaran masyarakat saat ini.
“Maksud saya, siapa yang membiarkan hal itu terjadi. Jadi ini sangat meresahkan,” tuturnya.
Bernhardt mengatakan seorang pegawai dari Otoritas Transportasi Pennsylvania Tenggara (SEPTA) yang menghubungi polisi.
Pegawai itu melaporkan ada sesuatu yang tak benar dengan seorang perempuan yang menaiki kereta.
Menurut NBC-10 Philadelphia, SEPTA mengatakan polisi yang telah menunggu di perhentian berikutnya dapat menangkap pria yang diyakini sebagai pelaku tindakan tersebut.
Mereka menangkap Fiston Ngoy, 35 tahun, yang diduga sebagai gelandangan dan pelaku dalam kejahatan tersebut.
Polisi mengungkapkan Ngoy didakwa dengan pemerkosaan, penyerangan tidak senonoh yang diperparah dengan sejumlah tuntutan terkait.
Bernhardt mengatakan sosok Ngoy dikenal oleh SEPTA dan Kepolisian Upper Darby.
Perempuan korban pemerkosaan tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit.
Sang perempuan mengaku tak mengenal penyerangnya.
Baca Juga: Dikira Kebocoran Gas, Ternyata Bau Menyengat Durian Bikin Warga Australia Panik
Bernhardt pun mengatakan perempuan yang menjadi korban itu sangat kuat, dan mampu memberikan banyak informasi kepada polisi.
“Saat ini, ia dalam pengobatan. Semoga ia bisa melalui semua ini,” ujar Bernhardt.
SEPTA mengeluarkan pernyataan yang menyebut penyerangan dan pemerkosaan tersebut sebagai aksi kriminal yang sangat buruk.
“Ada orang lain di kereta yang menyaksikan aksi mengerikan ini, dan mungkin bisa dihentikan jika mereka menghubungi 911 lebih cepat,” ujar pihak otoritas.
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.