LONDON, KOMPAS.TV – Anggota parlemen Konservatif Inggris Sir David Amess (69) ditikam hingga tewas pada Jumat (15/10/2021) saat melakukan pertemuan rutin dengan konstituen di sebuah gereja di Inggris timur.
Polisi Essex segera meluncur ke lokasi kejadian atas laporan penikaman yang terjadi di kota pinggir laut Leigh-on-Sea pada Jumat siang.
Seorang pria berusia 25 tahun ditangkap di lokasi kejadian dan sebuah pisau disita sebagai barang bukti.
“Kami tak mencari (tersangka) lain yang terkait dengan insiden itu dan tak yakin ada ancaman bagi publik yang lebih luas,” kata polisi dikutip dari Associated Press.
Polisi belum mengungkap motif penikaman yang dilakukan tersangka yang tak diidentifikasi itu. Tersangka ditahan dengan tuduhan dugaan pembunuhan.
Baca Juga: Penikaman di Reading Tewaskan 3 Orang, Polisi Inggris Tetapkan sebagai Aksi Terorisme
Sky News melaporkan, Amess ditikam dalam pertemuan rutin bersama konstituennya di Gereja Methodis Belfairs di Leigh-on-Sea, sekitar 62 kilometer di timur London.
Sejumlah ambulans menanti di dekat gereja, dan paramedis bekerja keras menyelamatkan nyawa Amess. Sayang, nyawa Amess tak terselamatkan.
John Lamb, seorang anggota dewan setempat, mengatakan bahwa Amess tak dilarikan ke rumah sakit selama lebih dari dua jam pasca insiden itu. Hingga, kondisinya bertambah parah. Kabar kematiannya segera diumumkan tak lama kemudian.
Amess merupakan anggota Parlemen untuk Southend West, yang meliputi kota Leigh-on-Sea, sejak 1997. Sejak 1983, ia menjadi anggota parlemen.
Amess adalah seorang anggota Parlemen yang disukai dan kondang atas kampanyenya yang tanpa henti demi mendeklarasikan Southend sebagai sebuah kota.
Kalangan politisi menyampaikan duka cita dan kesedihan mendalam atas insiden yang menewaskan Amess.
“Sungguh berita yang menghancurkan hati tentang Sir David Amess. Ia sungguh baik hati dan baik. Seorang pencinta binatang dan pria sejati. Ini sungguh tidak adil. Turut belasungkawa pada istri dan anak-anak mereka,” tulis Carrie Johnson, istri Perdana Menteri Boris Johnson di Twitter.
Baca Juga: Penikaman Dua Wanita Berhijab di Paris Diinvestigasi sebagai Kejahatan Rasis, Ini Sebabnya
Kekerasan terhadap politisi Inggris terbilang jarang terjadi. Namun, kekhawatiran tentang polarisasi yang makin pahit terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Juni 2016, anggota parlemen Partai Buruh Jo Cox ditikam dan ditembak hingga tewas di daerah pemilihannya di Inggris utara. Seorang ekstremis sayap kanan dihukum karena pembunuhannya.
Para anggota parlemen Inggris dilindungi oleh polisi bersenjata saat mereka berada di dalam gedung Parlemen. Keamanan gedung parlemen juga diperketat setelah seseorang yang terinspirasi kelompok teroris ISIS menikam seorang polisi di gerbang gedung pada 2017.
Namun, politisi tak memiliki perlindungan semacam itu di daerah pemilihan mereka. Di situs webnya, Amess memublikasikan secara lengkap jadwal pertemuan terbukanya dengan para konstituennya, termasuk menyebut waktu dan lokasinya.
Dua anggota parlemen Inggris lainnya juga diserang saat “operasi” mereka. Ini sebutan untuk pertemuan rutin yang digelar anggota parlemen demi mendengar masalah dan komplain dari para konstituen.
Pada Mei 2010, anggota parlemen Partai Buruh Stephen Timms ditikam di bagian perut oleh seorang mahasiswi yang teradikalisasi oleh khotbah daring seorang ulama terkait Al-Qaeda.
Pada 2000, seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal, Nigel Jones dan asistennya Andrew Pennington diserang seorang pria menggunakan pedang dalam “operasi”. Pennington tewas, dan Jones terluka dalam insiden yang terjadi di Chenltenham, Inggris itu.
Baca Juga: Terinspirasi ISIS, Seorang Pria Sri Lanka Tikam Enam Orang di Auckland
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.