BEIJING, KOMPAS.TV - China menegaskan perang dunia ketiga bisa terjadi kapan saja setelah sebelumnya melakukan aksi provokatif ke wilayah Taiwan.
Pada Senin (3/10/2021), China mengirim 34 jet tempur dan 12 pesawat pengebom dengan 12 senjata nuklir memasuki wilayah Taiwan.
Hal itu membuat China mengirimkan 150 pesawat ke wilayah Taiwan, selama empat hari.
Usaha China itu untuk mempertegas bahwa Taiwan masih merupakan bagian dari Tiongkok.
Presiden China Xi Jinping pun memperlakukan Taiwan sebagai provinsi terpisah.
Baca Juga: Cucu Diktator Italia Benito Mussolini Menangkan Pemilihan Umum Dewan Kota Roma
Padahal Taiwan menegaskan mereka telah memerdekakan diri pada 1949.
Pemerintah Taiwan pun berencana menutup negaranya untuk mendeklarasikan kemerdekaan secara formal.
Namun, langkah itu diperkirakan akan mendorong China melakukan aksi lanjutan.
China memang sudah sejak lama ingin mengambil alih kembali Taiwan.
Namun, Taiwan mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat (AS), sehingga konfrontasi bisa berkembang menjadi konflik global.
Media Pemerintah China, Global Times pun memperingatkan perang diyakini bakal terjadi pada hitungan hari.
“Strategi kerja sama antara AS, Jepang dan otoritas DPP menjadi lebih berani dan situasi di seberang selat Taiwan hampir kehilangan ruang untuk bermanuver di tepi pertarungan, menciptakan urgensi bahwa perang bisa dipicu kapan saja,” bunyi pernyataan mereka dikutip dari Daily Star.
Global Times pun menegaskan jika otoritas AS dan Taiwan untuk tak mengambil inisiatif pada situasi ini maka militer China akan bertindak.
“Militer China daratan akan memberikan hukuman kepada pasukan separatis Kemerdekaan Taiwan. Waktu akan membuktikan peringatan ini bukan hanya ancaman verbal,” ujarnya.
Pihak Taiwan menegaskan tak gentar dengan ancaman China.
Baca Juga: China Terus Lakukan Aksi Provokatif ke Taiwan, AS Lontarkan Kecaman
“Jika China akan meluncurkan perang terhadap Taiwan, kami akan berjuang hingga akhir, dan itu komitmen kami,” tutur Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Mu.
Sementara itu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan mereka akan melakukan segalanya untuk mempertahankan diri.
Presiden Tsai sebelumnya telah menuliskan dalam Majalah Foreign Affairs, bahwa jika Taiwan jatuh ke China akan menimbulkan kekacauan terhadap perdamaian dan demokrasi di Asia.
“Itu akan menjadi sintal pada nilai kontes global hari ini, bahwa kediktatoran telah menang atas demokrasi,” ujar Presiden Tsai mengingatkan.
Sumber : Daily Star
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.