Slater menegaskan bahwa ada beberapa aksi agresif dari Taliban kepada dirinya.
“Sel penjara pada dasarnya seperti Guantanamo,” katanya.
Ia pun menegaskan dirinya terisolasi selama dua pekan, dan tanpa komunikasi ke dunia luar, termasuk mendapatkan beberapa pukulan.
“Bagi saya, saat itu begitu mengerikan karena saya tahu semua tak baik dan saya berada di penjara yang sama dengan tokoh-tokoh ISIS dan Daesh,” kata Slater.
Slater mengungkapkan ketika Taliban menyadari ia bukan mata-mata, kondisinya menjadi lebih baik.
Ia juga memuji usaha fantastis dari Kementerian Dalam Negeri dan Luar Negeri, yang membantu negosiasi untuk melepaskannya.
Baca Juga: Temukan Muntahan Paus Senilai Rp17 Miliar, Nelayan di Thailand Kaya Mendadak
“Saya seperti kuda Troya untuk memulai dialog,” ujarnya.
“Duta Besar Inggris telah melakukan pekerjaan fantastis di Doha dan juga Sir Simon Gass dan juga Wakil Duta Besar Afghanistan, yang telah membuat rencana kreatif untuk menempatkan saya di Islamabad,” tambahnya.
Ia pun mengungkapkan meski telah membawa 112 orang ke luar dari Afghanistan, masih banyak yang tertahan di negara itu,
Slater kemudian meminta bantuan Inggris, Kanada, Australia, dan AS untuk membantu mengevakuasi dari Afghanistan.
Sumber : Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.