Itu tetap menjadi penurunan harga emas paling tajam dalam sejarah Amerika. Gould menunjukkan penghinaan total untuk semua orang yang ditemuinya di dunia bisnis. Tokoh sejarah ini terkenal pernah berkata, "Saya bisa mempekerjakan setengah kelas pekerja untuk membunuh setengah lainnya."
2. Nero: pemerintahan tirani penyebab kerugian ekonomi
Nero Claudius Caesar Augustus Germanicus atau singkatnya Nero. Ia adalah kaisar Romawi kelima dan terakhir dari dinasti Julio-Claudian. Nero diadopsi oleh pamannya, Claudius untuk menjadi penerus takhtanya.
Ia naik takhta pada tanggal 13 Oktober 54 karena kematian Claudius. Kekuasaan Nero adalah contoh pemerintahan tirani paling kejam. Bukan tanpa alasan Nero sering diidentikkan dengan anti-kristus dalam Kitab Wahyu “Neron Kaisar” ejaan Yunani dari namanya, serta 666 dalam numerologi Yahudi.
Ia telah merencanakan banyak pembunuhan demi kekuasaan mutlak, termasuk ibunya. Nero membuat skenario dengan meruntuhkan langit-langit kamar ibunya dan menenggelamkan kapalnya, tapi masih saja selamat.
Akhirnya, ia mengirim seorang pembunuh untuk menyelesaikan menghabisi ibunya dengan belati. Kekejamannya yang paling terkenal buruk adalah ketika di depan matanya Roma dilanda kebakaran hebat, belum pernah terjadi sebelumnya, ia justru memainkan opera dengan menyanyikan lagu tentang kehancuran Troy sambil memetik lira.
Lalu, tokoh sejarah ini melemparkan kesalahan kepada kelompok minoritas Kristen atau agama baru yang mayoritas dari golongan masyarakat miskin dan orang asing. Nero memberikan hukuman mati kepada setiap orang yang tidak ia sukai.
Banyak kecurigaan bahwa Nero, si kaisar, yang membakar Roma untuk membangun kota baru. Benar saja, ketika 10 persen dari Roma terbakar jadi abu, ribuan orang kehilangan harta benda, Nero merngeluarkan rencana pembangunan kembali kota termasuk istana baru yang mewah untuk dirinya sendiri.
Istana baru yang berdiri dengan luas ratusan hektar dan dipenuhi hiasan patung emas kolosal dirinya. Untuk membayar itu semua, tokoh sejarah yang haus kekuasaan memberlakukan upeti (pajak) yang membuat kerugian ekonomi besar-besaran secara luas di seluruh provinsi wilayah kekuasaannya.
Kebijakan ini merendahkan nilai koin emas dan perak Romawi, kandungan logam mulia di setiap koin dipangkas mulai dari 12 hingga 15 persen. Secara keseluruhan, perkiraan konservatif untuk nilai kekayaan Romawi yang tokoh sejarah yang buruk ini habiskan adalah sekitar 4 miliar dollar AS (Rp 56,9 triliun) dalam uang hari ini pada 2018.
3. Charles Ponzi: penipuan penyebab kerugian ekonomi terbesar
Charles Ponzi yang lahir di Italia dengan nama lengkap Carlo Pietro Giovanni Guglielmo Tebaldo Ponzi. Ia berimigrasi ke Boston pada 1903 saat berusia 21 tahun. Setelah masa Perang Dunia I, Ponzi membuat klaim yang berani bahwa dia dapat melipatgandakan investasi dalam 90 hari.
Saat itulah, skema Ponzi pertama kali lahir sebagai modus investasi bodong. Skema Ponzi dimulai sekitar 1920, yang didasari oleh praktik arbitrasi dari kupon balasan surat internasional yang memiliki tarif berbeda di masing-masing negara.
Ponzi menyadari bahwa kupon balasan yang ditebus untuk membayar ongkos perangko internasional, dapat dibeli dengan murah di Italia karena inflasi Perang Dunia I, dan kemudian bisa dijual kembali di Amerika Serikat lebih mahal.
Tokoh sejarah penipu ini membeli bank tempat ia menyimpan keuntungannya dan meyakinkan investornya untuk tidak meuangkannya, padahal sebenarnya dia menjalankan bisnisnya dengan kerugian besar.
Kedok Ponzi terbongkar karena hanya 27.000 kupon balasan yang terjual, dari targetnya menjual 160 juta di antara para pelanggannya. Itu menyebabkan runtuhnya 5 bank dan kerugian investasi sebesar 20 juta dollar AS. Itu setara dengan sekitar 334 juta dollar AS (Rp 4,7 triliun) pada 2018.
Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Kesepian yang Dialami Wanita yang Sudah Menikah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.