Sementara perempuan sekarang harus belajar secara terpisah, mereka juga harus mengakhiri pelajaran mereka lima menit lebih awal dari laki-laki untuk menghentikan mereka berbaur di luar.
Mereka kemudian harus tinggal di ruang tunggu sampai rekan laki-laki mereka meninggalkan gedung, menurut dekrit yang dikeluarkan oleh kementerian pendidikan tinggi Taliban.
“Praktiknya, ini adalah rencana yang sulit, kami tidak memiliki cukup instruktur atau kelas perempuan untuk memisahkan para gadis,” kata seorang profesor universitas, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
"Tetapi fakta mereka mengizinkan anak perempuan bersekolah dan universitas adalah langkah positif yang besar," katanya kepada AFP seperti dilansir France24.
Baca Juga: Pemimpin Anti-Taliban Dukung Demonstrasi Perempuan Afghanistan, Dipanggil Saudari yang Terhormat
Para penguasa baru Afghanistan berjanji untuk lebih akomodatif dibanding saat pertama mereka berkuasa sebelum ditumbangkan invasi Amerika Serikat tahun 2001.
Taliban menjanjikan pemerintahan yang lebih "inklusif" yang mewakili susunan etnis Afghanistan yang kompleks - meskipun perempuan tidak mungkin dimasukkan di tingkat atas pembuat keputusan.
Selama 20 tahun terakhir sejak Taliban tumbang, tingkat penerimaan universitas meningkat secara dramatis, terutama di kalangan perempuan.
Sebelum Taliban kembali berkuasa perempuan belajar bersama laki-laki dan menghadiri seminar dengan profesor laki-laki.
Tetapi serentetan serangan mematikan di pusat-pusat pendidikan dalam beberapa tahun terakhir memicu kepanikan.
Taliban membantah berada di balik serangan itu, beberapa di antaranya diklaim oleh cabang lokal kelompok ISIS.
Sumber : France24/AFP
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.