Baca Juga: Bantah Terlibat dengan ISIS-K, Taliban Dituding Cuci Tangan atas Insiden Ledakan di Bandara Kabul
Sementara itu, jumlah mereka yang tidak bisa keluar Afghanistan juga diperkirakan masih sangat besar.
Beberapa media AS termasuk New York Times mengutip pejabat kesehatan setempat yang mengatakan hingga 170 orang, termasuk warga sipil dan personel Taliban namun belum termasuk tentara AS, tewas dalam serangan itu.
Ribuan orang telah berkumpul di luar bandara untuk mencoba naik ke penerbangan evakuasi sejak Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu.
Diketahui pula, serangan itu merupakan insiden paling mematikan bagi pasukan AS di Afghanistan dalam satu dekade ini
Sementara itu dua tokoh senior Taliban mengaku pasukannya telah mengambil posisi di Bandara Kabul dan siap untuk mengambil kendali penuh akhir pekan ini, segera setelah pasukan AS pergi.
Seorang komandan senior Taliban lainnya mengatakan pasukan mereka juga telah mengambil alih sebagian besar bandara.
"Begitu orang Amerika pergi, mereka hanya perlu memberi kami sinyal dan kami akan mengambil alih," kata pejabat kedua Taliban tersebut.
Namun John Kirby membantah pernyataan itu seraya mengatakan kepada wartawan bahwa bandara sepenuhnya masih tetap di bawah kendali Amerika Serikat.
"Mereka tidak bertanggung jawab atas gerbang mana pun. Mereka tidak bertanggung jawab atas operasi bandara mana pun. Itu masih di bawah kendali militer AS," tegas Kirby.
Terpisah, Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki di Washington, Jumat (27/8) mengatakan Amerika Serikat mengharapkan keterlibatan berkelanjutan dengan Taliban setelah penarikan mundur militer AS, terutama untuk memfasilitasi evakuasi lebih lanjut.
Sumber : Kompas TV/France24/Reuters
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.