KABUL, KOMPAS.TV - Masyarakat Afghanistan melakukan demonstrasi melawan Taliban di sejumlah provinsi Afghanistan pada Rabu (18/8/2021) waktu setempat. Mereka melakukan protes dengan mengibarkan bendera nasional yang diganti oleh Taliban.
Melansir media lokal Afghanistan TOLO News, demonstrasi terjadi di sejumlah lokasi, di antaranya Provinsi Nangarhar, Kunar dan Khost.
Pasukan Taliban menghadapi protes itu dengan kekerasan pada para demonstran. Akan tetapi, warga tetap melawan.
Baca Juga: Evakuasi Masih Berlangsung, Ini Foto-Foto Eksklusif Suasana di Bandara Kabul Afghanistan
“Kukorbankan nyawaku demi bendera ini,” ujar Ahmad, seorang warga di Nangarhar.
Sebelumnya, Taliban mengganti bendera nasional Afghanistan dengan bendera hitam putih mereka setelah berhasil menguasai Kota Kabul.
“Kami mengangkat bendera kami di tengah pasar, bendera nasional kami adalah identitas bangsa kami,” ujar Tahzibullah, seorang warga di Kunar.
Perwakilan Taliban berusaha menenangkan masyarakat dengan berjanji akan mengampuni seluruh masyarakat Afghanistan, terutama pejabat pemerintah di bawah Presiden Ashraf Ghani.
Selain itu, Taliban juga menjamin hak asasi manusia bagi perempuan untuk bersekolah, bekerja, dan berkegiatan.
Bahkan, Taliban mengajak perempuan bergabung pula dalam pemerintahan yang akan mereka bentuk.
Namun, banyak warga Afghanistan skeptis akibat trauma selama pemerintahan Taliban pada 1996-2001.
Ketidakpercayaan masyarakat pada Taliban nampaknya makin bertambah akibat kekerasan terhadap para demonstran.
Aljazeera melaporkan, setidaknya 2 orang demonstran tewas akibat tembakan pasukan Taliban di bagian timur Kota Jalalabad. Sementara, 12 orang lainnya terluka.
Baca Juga: Minta Pemerintah Indonesia Tidak Buru-Buru Akui Taliban, Pengamat Beberkan Alasannya
Suara tembakan juga terdengar di pusat distrik Daronta, di luar Jalalabad saat warga mengibarkan bendera Afghanistan untuk menggantikan bendera Taliban.
Demonstrasi ini terjadi menjelang hari kemerdekaan Afghanistan dari Inggris pada 19 Agustus 1919.
Masyarakat berdemonstrasi di Jalalabad karena kota ini adalah tempat pertemuan tradisional untuk merayakan kemerdekaan Afghanistan.
“Sejak Taliban datang, mereka menyingkirkan bendera nasional Afghanistan dan menggantinya dengan bendera Taliban. Banyak orang tidak senang dengan itu,” lapor jurnalis Al Jazeera, Rob McBride.
Masyarakat di sejumlah provinsi pun melawan. Tak cuma itu, kerusuhan kembali terjadi di bandara Kabul, meski Taliban menjaga sekelilingnya.
Pasukan Taliban menggunakan kekerasan saat menghadapi masyarakat. Di Kabul saja, setidaknya 1 orang tewas akibat kekerasan pasukan Taliban.
Mengutip Associated Press, jurnalis lokal bernama Babrak Amirzada dan rekannya menjadi korban pemukulan oleh pasukan Taliban.
Di sisi lain, kubu milisi Aliansi Utara telah mengirim pesan perlawanan. Milisi ini dahulu bersekutu dengan Amerika Serikat (AS) melawan Taliban pada 2001.
Baca Juga: Sosok Wapres Afghanistan Amrullah Saleh Penantang Taliban, Selamat dari Bom hingga Direkrut CIA
Wakil Presiden Amrullah Saleh adalah salah satu tokoh dalam kubu Aliansi Utara ini. Pesan dari kubu ini menunjukkan keberadaan tokoh-tokoh oposisi.
Mereka berkumpul di Lembah Panjshir, satu-satunya provinsi yang belum jatuh ke tangan Taliban.
Selain Saleh, ada pula Menteri Pertahanan negara itu Jenderal Bismillah Mohammadi serta Ahmad Massoud, putra pemimpin Aliansi Utara yang terbunuh Ahmad Shah Massoud.
Sumber : Associated Press/Al Jazeera/TOLO News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.