Seluruh negara, kata JK, sedang mengamati kebijakan apa yang akan Taliban terapkan. Sebabnya, Taliban pernah berjanji akan membolehkan perempuan dan anak-anak sekolah.
“Hampir seluruh negara sekarang menunggu dan melihat. Apakah benar janji Taliban memberi kesempatan pada perempuan dan anak sekolah. Atau ekonomi mereka terbuka,” kata Jusuf Kalla.
Negara Narkoba
Sejumlah analis mengkhawatirkan Afghanistan akan tumbuh menjadi negara penyuplai narkoba, jenis Opium dan Heroin.
Pada 2020, survei Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan ada pertambahan ladang poppy untuk dijadikan opium.
Pada 2020, ada 224 ribu hektare ladang poppy, bertambah 61 ribu hektare ladang berdasarkan data 2019.
PBB memperkirakan, ladang-ladang itu berpotensi menghasilkan sekitar 6.300 ton opium yang menghasilkan uang 350 juta dollar AS.
Masalahnya, opium dan heroin dari negara itu nantinya akan diekspor ke negara lain.
Sementara, masyarakat miskin Afghanistan tak punya pilihan mata pencarian lain karena buruknya pendidikan dan ekonomi yang mandek.
Taliban sebenarnya pernah mengeluarkan larangan opium saat mereka berkuasa pada 2000/2021.
Namun, banyak masyarakat pedesaan yang tak punya cukup tanah dan sering menderita kekeringan.
Baca Juga: Taliban Ambil Alih Afghanistan, Adakah Ancaman untuk Indonesia?
Sebab itu, mereka kembali menanam Poppy. Lebih jauh, Taliban bahkan belakangan juga telribat dalam produksi, ekstraksi, dan perdagangan opium ke luar negeri.
Narkoba-narkoba itu dijual ke Afrika, Eropa, Kanada, Rusia, Timur Tengah, China, dan sejumlah negara Asia.
PBB melaporkan, Taliban diperkirakan mendapat 400 juta dollar AS dari perdagangan narkoba pada 2018 dan 2019. Karena itu,Taliban dapat bertahan selama Perang Afghanistan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.