Baca Juga: Anak Donald Trump Serukan Biden Mundur Usai Taliban Kepung Aghanistan
“Saya berjuang untuk berdiri dan menghemat air. Saya pikir saya tak akan tidur malam ini. Saya telah melihat terlalu banyak orang mati,” tambah Routledge.
Ia pun mengaku kaget karena keinginannya untuk melihat sesuatu yang berbeda malah membuat mentalitasnya menurun.
“Saya tak yakin apa yang terjadi sekarang. Wajah saya di kaca telihat tak benar,” katanya.
Meski begitu, Routledge mengaku tak menyesali apa yang terjadi kepadanya.
Pesan dukungan kepadanya pun mengalir dari seluruh dunia, dan ia mengaku hal itu menjadi kekuatan baginya melewati waktu.
Saya tak akan melakukannya tanpa Anda semua,” tulisnya.
Baca Juga: PM Malaysia Muhyiddin Yassin Resmi Mengundurkan Diri, Namun Tetap Jadi Perdana Menteri Interim
Selain itu keyakinannya sebagai seorang Katolik juga membantu melewati pengalaman traumatis ini.
Ia bahkan mengaku siap mati jika diancam dengan senjata untuk meninggalkan agamanya.
Ia pun merasa perjalanan ini sebagai ujian dari Tuhan untuknya.
Routledge pun berharap pemeintah Inggris bisa mendengar ceritanya dan menolongnya kabur dari Kabul.
Sumber : Daily Star
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.