NEW YORK, KOMPAS.TV - Taliban adalah kelompok fundamentalis Islam, didominasi suku Pashtun yang memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001. Pemerintahan Taliban terguling akibat invasi pimpinan Amerika Serikat bersama sekutu karena kelompok Taliban memberikan perlindungan kepada al-Qaeda dan pemimpinnya, Osama bin Laden, dalang serangan 11 September 2001 di New York.
Seperti dikutip dari laporan Council on Foreign Relations, awal Agustus 2021, Kelompok Taliban berkumpul kembali dari Pakistan dan memulai kembali perlawanan terhadap pemerintah yang didukung Amerika Serikat di Kabul.
Pada tahun 2020 dibawah pemerintahan Donald Trump, Taliban menandatangani perjanjian damai dengan Amerika Serikat dan mengadakan negosiasi pembagian kekuasaan dengan pemerintah Afghanistan.
Namun, dari sisi perundingan damai antara Taliban dengan pemerintah Afghanistan, hanya ada sedikit kemajuan. Sementara itu, ketika Amerika Serikat tetap mematuhi janji untuk menarik pasukan sebagai bagian dari kesepakatan, Taliban sejak Maret melancarkan rangkaian serangan dan gerak maju melipatgandakan jumlah distrik Afghanistan di bawah kendali mereka.
Analis memperingatkan mungkin terjadi perang saudara yang meluas dan lebih banyak korban sipil jika pembicaraan pembagian kekuasaan antara dua kekuatan terbesar Afghanistan itu tetap mandek, dan kini terbukti.
Namun satu pihak, yaitu pemerintahan Afghanistan berikut seluruh strukturnya, runtuh tanpa perlawanan sementara kelompok Taliban keluar sebagai pemenang.
Kelompok ini berhasil bertahan dari berbagai operasi kontra-pemberontakan dari aliansi keamanan paling kuat di dunia, Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO dan tiga pemerintahan Amerika Serikat dalam perang yang telah menewaskan lebih dari 6.000 tentara dan kontraktor AS serta lebih dari 1.100 tentara NATO.
Sekitar 47.000 warga sipil Afghanistan tewas, dan diperkirakan 73.000 tentara dan polisi Afghanistan juga tewas sejak 2007. Di sisi lain, puluhan ribu pejuang Taliban juga diyakini tewas dalam konflik tersebut.
Kelompok Taliban, yang memiliki antara 58.000 dan 100.0000 petempur penuh waktu, saat ini pada dipandang jauh lebih kuat secara militer daripada titik mana pun dalam dua puluh tahun terakhir.
Baca Juga: Taliban Kuasai Afghanistan, Kabul Dilanda Kepanikan dan Kekacauan
Ketika Amerika Serikat menarik pasukannya yang tersisa dari Afghanistan, Taliban meningkatkan serangan terhadap warga sipil, menguasai perlintasan perbatasan yang kritis, dan secara dramatis memperluas kehadirannya di seluruh negeri hingga pada 15 Agustus 2021 berhasil menguasai ibukota Kabul sementara presiden Ashraf Ghani kabur ke luar negeri.
Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA ) mendokumentasikan peningkatan tajam jumlah kekerasan dan memperingatkan tahun 2021 korban sipil diperkirakan paling banyak sejak badan tersebut mulai membuat catatan pada tahun 2009.
Namun pada puncak perebutan kekuasaan, Taliban keluar sebagai pemenang.
Perempuan dan anak-anak menjadi korban dalam proporsi yang lebih besar daripada yang pernah dicatat oleh UNAMA dalam paruh pertama tahun ini.
Dari banyak kelompok bersenjata yang terlibat dalam bentrokan, Taliban bertanggung jawab atas persentase korban tertinggi, hampir 40 persen.
Pembunuhan terencana dan serangan bom rakitan menyumbang paling banyak korban akibat perbuatan Taliban.
Warga sipil juga terjebak dalam baku tembak antara pemberontak dan pasukan pemerintah, dimana pasukan pemerintah Afghanistan juga menimbulkan korban dari warga sipil.
Tidak ada korban yang dilaporkan jatuh akibat operasi pasukan internasional. Pengamat internasional tetap khawatir bahwa Taliban mendukung organisasi teroris, khususnya al-Qaeda.
Baca Juga: Diduga Ada Konspirasi, Ini Kecepatan Pergerakan Taliban Kuasai Afghanistan
Amerika Serikat menginvasi Afghanistan setelah menolak menyerahkan bin Laden, dalang serangan 11 September 2001.
Banyak pakar keamanan Amerika Serikat tetap khawatir di bawah pemerintahan Taliban, Afghanistan akan tetap menjadi tempat yang aman bagi teroris yang dapat melancarkan serangan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya.
Dalam laporannya tahun 2021, tim PBB yang memantau Taliban mengatakan kelompok itu masih memiliki hubungan kuat dengan al-Qaeda.
Taliban dilain pihak mulai "memperketat kendali atas al-Qaeda dengan mengumpulkan informasi tentang petempur teroris asing, mendokumentasi serta membatasi pergerakan mereka," para ahli PBB melaporkan.
Tetapi masih belum jelas, kata mereka, apakah Taliban akan menindaklanjuti komitmennya berdasarkan kesepakatan damai dengan Amerika Serikat untuk mencegah serangan teroris internasional yang berasal dari Afghanistan.
Taliban dilaporkan terus memberikan perlindungan kepada al-Qaeda dengan imbalan sumber daya dan pelatihan.
Diperkirakan antara 200 - 500 anggota al-Qaeda diyakini berada di Afghanistan, dan para pemimpinnya diyakini berbasis di daerah-daerah di sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Pihak berwenang Amerika Serikat memperkirakan pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, berada di Afghanistan, meskipun pada tahun 2020 ada desas-desus Al-Zawahiri telah meninggal.
Hingga 2.200 anggota ISIS Khorasan juga diperkirakan berada di Afghanistan.
Baca Juga: Kabul Jatuh, Taliban Masuk Istana Kepresidenan Tuntut Kekuasaan Penuh atas Afghanistan
Taliban yang menyebut diri mereka sebagai Imarah Islam Afghanistan, sebuah gerakan Islam Deobandi yang sekaligus sebuah organisasi militer di Afghanistan.
Pemimpin Taliban sejak 2016 adalah Mawlawi Hibatullah Akhundzada . Pada tahun 2021, Taliban diperkirakan memiliki 150.000 petempur.
Ideologi Taliban digambarkan sebagai penggabungan bentuk "inovatif" hukum Islam syariah berdasarkan fundamentalisme Deobandi dan Islamisme militan yang dikombinasikan dengan norma-norma sosial dan budaya Pashtun yang dikenal sebagai Pashtunwali, karena sebagian besar Taliban adalah suku Pashtun.
Taliban mengatakan mereka bertujuan untuk memulihkan perdamaian dan keamanan di Afghanistan, termasuk menuntut pasukan Barat pergi, dan untuk menegakkan Syariah versi mereka sendiri, atau hukum Islam, setelah berkuasa.
Dari tahun 1996 hingga 2001, Taliban memegang kekuasaan atas sekitar tiga perempat Afghanistan, dan menerapkan interpretasi yang ketat terhadap Syariah, atau hukum Islam.
Taliban muncul pada tahun 1994 sebagai salah satu faksi terkemuka dalam Perang Saudara Afghanistan dan sebagian besar terdiri dari siswa (talib) dari daerah Pashtun di Afghanistan timur dan selatan yang menjalani pendidikan di sekolah-sekolah Islam tradisional, dan berperang selama Perang Soviet-Afghanistan. .
Di bawah kepemimpinan Mullah Mohammad Omar, gerakan ini menyebar ke sebagian besar Afghanistan, merebut kekuasaan dari panglima perang Mujahidin.
Imarah Islam Afghanistan didirikan pada tahun 1996 dan ibukota Afghanistan dipindahkan dari Kabul ke Kandahar.
Taliban menguasai sebagian besar negara sampai digulingkan gabungan kekuatan panglima Mujahidin yang dibantu invasi pimpinan Amerika ke Afghanistan pada Desember 2001 setelah serangan 11 September.
Pada puncaknya, pengakuan diplomatik formal terhadap pemerintah Taliban hanya diakui oleh tiga negara, yaitu Pakistan, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Kelompok itu kemudian bergabung kembali sebagai gerakan pemberontakan untuk melawan pemerintahan Hamid Karzai yang didukung Amerika Serikat dan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional ISAF yang dipimpin NATO dalam Perang di Afghanistan.
Sumber : Kompas TV/Council on Foreign Relations
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.