KABUL, KOMPAS.TV – Kelompok pemberontak Taliban memasuki ibu kota Kabul pada Minggu (15/8/2021), dan menuntut kekuasaan penuh atas Afghanistan. Sementara itu, Presiden Ashraf Ghani yang didukung Barat telah meninggalkan Afghanistan.
Melansir The Straits Times pada Senin (16/8/2021), tak akan ada pemerintahan transisi menyusul perebutan kekuasaan di seantero Afghanistan oleh Taliban. Hal itu diungkap oleh dua pejabat kelompok milisi Islam Taliban.
Menurut dua komandan senior Taliban, gerilyawan Taliban telah memasuki istana kepresidenan dan mengambil alih kekuasaan.
Baca Juga: Taliban Kepung Kabul, Presiden Afghanistan Melarikan Diri ke Tajikistan
Pemerintah Afghanistan tidak mengonfirmasi hal ini lantaran Presiden Ashraf Ghani telah melarikan diri meninggalkan negara itu pada Minggu (15/8/2021). Tujuan pelarian Ghani masih belum jelas.
Seorang pejabat senior di Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menyebut Tajikistan, sementara pejabat Kementerian Luar Negeri menyatakan lokasi pelarian Ghani tak diketahui. Pihak Taliban sendiri tengah melacak keberadaan Ghani.
Sejumlah pengguna media sosial setempat menyebut Ghani sebagai pengecut lantaran meninggalkan rakyat Afghanistan dalam kekacauan.
Banyak warga Afghanistan mengkhawatirkan kembalinya Taliban, mengingat di masa lalu, kelompok pemberontak Islam itu menerapkan hukum syariah yang keras. Selama pendudukan Taliban pada 1996 – 2001, para perempuan tak diizinkan bekerja dan pemberian hukuman semacam rajam, cambuk dan gantung diberlakukan.
Namun, kini Taliban menyatakan akan memberlakukan aturan yang lebih moderat. Taliban berjanji akan menghormati hak-hak perempuan dan melindungi baik warga asing maupun Afghanistan.
Baca Juga: Dramatis, AS Evakuasi Staf Kedutaan di Kabul Afghanistan Menggunakan Helikopter
Sumber : The Straits Times/Reuter/Bloomberg/AFP/AP/BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.