YERUSALEM, KOMPAS.TV - Arkeolog Israel temukan bongkahan koin berusia 1.700 tahun di pantai pesisir barat Israel, demikian disampaikan Otoritas Kepurbakalaan Israel (Israel Antiquities Authority/IAA) hari Rabu (11/08/2021) seperti dilansir Xinhua, Kamis (12/08/2021).
Bongkahan koin seberat 6 kg itu ditemukan di Pantai HaBonim di Mediterania timur, sekitar 25 km sebelah selatan Kota Haifa di Israel utara.
Koin-koin itu ditemukan sekitar 70 meter dari garis pantai, lokasi yang pada zaman kuno adalah tempat berlabuh alami dan tempat berlindung kapal di tengah badai, atau untuk berlabuh di malam hari.
Koin-koin itu kemungkinan disatukan di dalam kantong kain, dan jenis logam yang digunakan untuk membuat koin-koin itu belum diketahui.
"Akibat oksidasi di lingkungan laut, koin-koin itu menjadi satu dan membentuk bongkahan besar," papar para peneliti.
Mengingat jumlahnya yang banyak, koin-koin itu tampaknya jatuh dari sebuah kapal yang rusak dan dimaksudkan untuk perdagangan, menurut para arkeolog IAA.
Baca Juga: Situs Arkeologi Salah Satu Masjid Tertua Ditemukan Di Tiberias, Dibangun oleh Shurahbil ibn Hasana
Laut Mediterania selalu menjadi lingkungan yang telah melahirkan orang-orang luar biasa yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi perkembangan sejarah dalam filsafat, seni, musik, sastra, sains, dan teknologi.
Peradaban megah telah tersebar di seluruh Cekungan, dari timur ke barat, dari utara ke selatan, dari Mesopotamia ke Mesir, dari Anatolia, Troy ke Makedonia, dari negara-negara kota Yunani ke peradaban Fenisia, dari Kartago ke Roma, dari Baghdad ke Al-Andalus, dari Byzantium ke Kekaisaran Ottoman dan dari Alexandria ke Bologna, dan telah membentuk dasar yang kuat bagi peradaban dunia.
Seseorang tidak dapat membayangkan sejarah dunia tanpa peradaban Mesir, Helenistik, Romawi, dan Ottoman.
Dari dunia kuno, salah satu yang monumental adalah Perpustakaan Alexandria. Didirikan pada 300 SM, Perpustakaan Kuno Alexandria di Mesir adalah salah satu perpustakaan terbesar dan paling signifikan di dunia kuno.
Perkembangan intelektual pertama muncul di Mediterania timur dan berfokus terutama pada filsafat.
Orang-orang di sekitar Laut Mediterania memiliki kesempatan tak terbatas untuk bertemu dengan budaya yang berbeda dan untuk belajar tentang dunia, mulai dari periode Helenistik, melahirkan munculnya filsuf dan ilmuwan yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan intelektual.
Di antaranya adalah Thales dari Miletus, Anaximandros, Anaximendes, Pythagoras, Xenophanes dan Diogenes dari Apollo, Hipocrates, Socrates, Plato, dan Aristoteles (abad keenam, kelima, keempat SM).
Baca Juga: Barus Awal Peradaban islam di Nusantara
Abad Pertengahan adalah Zaman Keemasan Islam di Laut Mediterania antara 622 dan 750 Masehi, dimulai di Semenanjung Arab.
Meluasnya Islam hingga mencapai Timur Tengah, sebagian Asia Kecil, Persia, Afrika Utara, Iberia, China, dan Asia Tenggara. Selama berabad-abad, Al-Andalus di Iberia dan Maroko merupakan mercusuar budaya yang berduet dengan Baghdad.
Sejak abad kedelapan hingga abad kelima belas, banyak filosof yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan filsafat Islam dan dunia yang hidup di wilayah Laut Mediterania, di antaranya Jabir ibn Hayyan, Al Farabi, Al Biruni, Ibn Sina, Al Qushayri, Al Ghazali, Al Baghdaadi, Ibn Rusyd, Jalal ad Din Rumi, dan Ibnu Khaldun.
Dari zaman kuno hingga periode abad pertengahan dan Renaisans, Cekungan Mediterania memainkan peran utama dalam filsafat, seni, dan sains.
Sumber : Xinhua/United Nations
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.