Baca Juga: Pertempuran Makin Sengit, Ini Perbandingan Kekuatan Pemerintah Afghanistan Melawan Kelompok Taliban
Berdasarkan data dari kantor gubernur distrik Afghanistan, dulunya Charkint dihuni oleh lebih dari 200.000 penghuni.
Namun, perang dan kemiskinan yang melanda memaksa warga mengungsi.
Kini, Mazari harus membangun kembali Charkint yang kerap "dianaktirikan" oleh pemerintah Afghanistan.
“Kami kekurangan fasilitas mendasar seperti akses ke perawatan kesehatan. Untuk menjaga keamanan, kami seharusnya punya setidaknya 7 unit mobil polisi ranger dan 2 Humvee yang dilengkapi senjata ringan dan berat. Sumber daya kami sungguh kurang dari itu, dan kami telah meminta dari pemerintah pusat beberapa kali tapi tak didengar,” kata Mazari.
Dua tahun lalu, Mazari membentuk komisi keamanan yang merekrut warga Afghanistan menjadi milisi lokal untuk menjaga distrik.
“Saya mengundang semua orang dari seluruh bagian distrik ke kantor saya dan mendengarkan pendapat mereka tentang bagaimana baiknya meningkatkan situasi di Charkint. Ini membuat warga Charkint lebih terlibat dan percaya pada otoritas pemerintahan,” paparnya.
Sejauh ini, gaya kepemimpinannya berjalan baik, meskipun Taliban kian merangsek di Afghanistan.
“Kami telah menghadapi serangan Taliban lebih lama daripada serangan kekerasan yang baru-baru ini terjadi, dan kami berhasil membuat mereka tetap di luar Charkint,” tuturnya bangga.
Mazari sendiri menempatkan pasukannya di pinggiran Charkint agar milisi Taliban tak mampu menembus pertahanannya.
Charkint adalah satu-satunya distrik di Afghanistan di bawah pimpinan seorang perempuan yang belum pernah diduduki oleh kelompok teroris mana pun sebelumnya.
Namun, Mazari mafhum, situasi yang memburuk dengan cepat sungguh mengkhawatirkan bagi keselamatan warganya.
Pekan lalu, Taliban merebut serangkaian provinsi dan ibu kota provinsi di utara, dan peperangan pun melanda di seantero Provinsi Balkh.
Baca Juga: Taliban Eksekusi Mati Perempuan yang Memakai Pakaian Ketat dan Keluar Tak Ditemani Kerabat Pria
Tahun lalu, Mazari sukses menegosiasikan penyerahan lebih dari 100 milisi Taliban di wilayahnya.
Namun, kata Mazari, negosiasi semacam ini tak selamanya berjalan lancar.
“Dalam beberapa kesempatan, kami mengirim komite perwakilan untuk bernegosiasi dengan Taliban. Kami bertemu lebih dari 10 kali untuk meminta mereka melindungi nyawa, panen dan harta warga kami. Warga kami adalah para petani yang bergantung pada panen untuk bertahan selama musim dingin. Tapi setiap kali, mereka selalu menolak permintaan kami,” kata Mazari.
Reputasi Mazari sebagai perempuan kuat yang melawan kebrutalan Taliban membuat keselamatan jiwanya terancam.
Mazari berhasil selamat dari beberapa penyergapan dan ranjau yang ditanam milisi Taliban yang menyasarnya.
“Saya tak takut,” ujarnya tenang. “Saya percaya pada supremasi hukum di Afghanistan.”
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.