“Anda mungkin menemukan sesuatu, tetapi hewan ini memperlihatkan seperti ia baru mati dua hari lalu,” tambahnya.
Bagian dari lapisan es di sekitar Sparta telah mencair, namun ia mengatakan tim harus sangat berhati-hati mengeluarkan spesimen dari gua, dan saat memberiskan beberapa lumpur sebelum meletakkannya ke atas tandu.
Baik Sparta dan Boris dibawa ke Yakutsk pada November 2018 dan Januari 2019.
Saat itu mereka pun dites untuk kemungkinan terkena penyakit menular, rermasuk anthrax, yang dapat tertidur selama ribuan tahun.
Mereka selanjutnya dipindai untuk menyelidiki kondisi tulang dan jaringan lunaknya.
Dari penelitian, diketahui keduanya baru berusia satu hingga dua bulan ketika mati.
Tak ada tanda-tanda mereka dibunuh oleh predator, yang berarti kemungkinan mereka mati karena terjatuh dan terperangkap, atau telah terkubur tanah longsor.
Baca Juga: Disebut Hancurkan Sejarah AS, Melania Trump Ngamuk kepada Sejarawan
Temuan ini juga menghasilkan beberapa petunjuk penting tentang evolusi singa gua Eurasia.
Mantel emas kedua anak sing aitu mirip dengan anak singa saat ini, tetapi dengan lapisan bulu bawah yang panjang dan tebal, serta bisa melindungi mereka dari hawa dingin.
Peneliti juga menemukan bahwa gigi mereka telah tumbuh pada usia yang lebih awal dari pada singa Afrika hari ini.
Hal itu menunjukkan bahwa karena musim dingin yang keras anak singa harus berkembang lebih cepat dan makan daging pada usia yang lebih muda.
Sumber : Euronews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.