Dikatakan pemindaian kode QR sangat penting dalam membantu kementerian untuk melakukan pelacakan kontak tepat waktu.
Menteri Kesehatan Dato Seri Setia Dr Mohd Isham Jaafar mengatakan periode dua minggu akan memberi waktu kepada otoritas kesehatan untuk mempelajari kasus dan menentukan sumber infeksi.
Dia menambahkan kementerian kesehatan akan "meninjau situasi ini lebih dekat ke akhir dua minggu untuk melihat di mana kita berada", lapor Scoop.
Pada hari Minggu (08/08/2021), Brunei melaporkan 17 kasus baru, termasuk 15 infeksi lokal dan dua kasus impor, sehingga jumlah total kasus menjadi 364.
Kesultanan Brunei mencatat hanya tiga kematian sejak pandemi dimulai.
Baca Juga: Penyebaran Covid-19 di Tingkat Lokal Terkendali, Brunei Darussalam Longgarkan Pembatasan Sosial
Lebih dari setengah infeksi Covid-19 di kesultanan itu sejauh ini diimpor, dengan kontrol perbatasan yang ketat dan tindakan karantina menjaga penyebaran virus tetap terkendali.
Lima dari infeksi lokal pertama di negara kaya minyak itu sejak Mei tahun lalu terkait dengan pusat pemantauan virus yang dikelola pemerintah.
"Cluster ini diyakini kemungkinan telah terpapar salah satu kasus impor di Brunei," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. Sumber infeksi untuk dua orang lainnya belum dapat diidentifikasi, tambah kementerian itu.
Kasus impor juga diumumkan pada hari Sabtu, dimana seorang pria tiba dari Timur Tengah melalui Malaysia pada 30 Juli sebelum mengalami gejala pada hari Selasa.
Brunei berbagi satu-satunya perbatasan darat dengan Malaysia, yang sejauh ini telah mencatat lebih dari 1,26 juta infeksi dan lebih dari 10.700 kematian.
Brunei terus meningkatkan proses vaksinasinya, dengan hampir 32 persen dari 450.000 orangnya mendapatkan setidaknya satu suntikan.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.