Kompas TV internasional kompas dunia

Indonesia Terima Bantuan Obat-Obatan Kritikal dari Bangladesh untuk Hadapi Pandemi Covid-19

Kompas.tv - 8 Agustus 2021, 22:01 WIB
indonesia-terima-bantuan-obat-obatan-kritikal-dari-bangladesh-untuk-hadapi-pandemi-covid-19
Penyerahan bantuan obat-obatan COVID-19 dari Bangladesh untuk Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (7/8/2021). (Sumber: Antara/Bangladesh Embassy)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bangladesh memberikan bantuan obat-obatan kritikal untuk penanganan Covid-19 yang saat ini sedang menyapu Indonesia. Bantuan ini sebagai dukungan dan solidaritas untuk menghadapi pandemi virus corona, terutama varian delta yang saat ini menguasai mayoritas infeksi Covid-19 di dunia. 

Kedutaan Besar Bangladesh dalam keterangan tertulis seperti dilansir Antara, Minggu (08/08/2021), menyebut bantuan yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta dari Bangladesh hari Sabtu (07/08/2021) itu mencakup obat-obatan sangat penting, seperti vitamin D dosis tinggi D-Gain 40000, Favipira 200, Imuzin 20, Simple-3, dan Ninavir 100 Injection.

Seperti dikutip dari keterangan tersebut, Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia Mohammad Mostafizur Rahman mewakili pemerintah Bangladesh menyerahkan bantuan tersebut kepada Dr Wiendra Waworuntu, Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI.

Penyerahan disaksikan oleh Direktur Asia Tengah dan Selatan Kementerian Luar Negeri RI Jatmiko Heru Prasetyo.

Dubes Bangladesh Mostafizur Rahman menyebut, obat-obatan tersebut merupakan tanda persahabatan dari Bangladesh untuk rakyat Indonesia.

Dia pun berharap agar kedua negara sahabat dapat segera mengatasi pandemi. Bantuan tersebut juga diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral kedua negara.

Bangladesh sempat disapu gelombang serangan baru Covid-19 varian delta antara Juni - Juli dan mulai menurun pada Agustus 2021. Kini, Bangladesh memulai vaksinasi massal penduduknya, dengan prioritas lansia, kelompok rentan, sekaligus usia dewasa di atas 25 tahun. 

Baca Juga: Kebakaran Pabrik di Bangladesh, Pintu Keluar Terkunci, 52 Pekerja Tewas Terjebak

Produksi vaksin Covid-19 di pabrik Incepta di Dhaka, Bangladesh, Sabtu (13/2). (Sumber: AP Photo / Al-emrun Garjon)

Ketika varian Delta Covid-19 yang kejam terus menyebar seperti api, Bangladesh pada hari Sabtu (07/08/2021), memulai fase lain dari upaya vaksinasi yang bertujuan untuk menyuntikan vaksin Covid-19 kepada 3,5 juta orang dalam enam hari.

Suntikan vaksin Covid-19 akan diberikan secara serentak di 4.600 serikat pekerja, 1.054 wilayah kotamadya dan 433 kelurahan, kata Pejabat Kesehatan Bangladesh Dr ABM Khurshid Alam kepada media, Jumat (06/08/2021), seperti dilansir Dhaka Tribune, Sabtu (07/08/2021).

Baca Juga: Upacara Pernikahan Dihantam Rentetan Sambaran Petir di Bangladesh, 16 Langsung Tewas

Dengan stok baru dosis vaksin Covid-19, pemerintah Bangladesh berambisi memvaksinasi 80% populasi dengan masing-masing mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19.

Sekitar 32.706 pemberi vaksin dan 48.459 sukarelawan telah dikerahkan untuk menyukseskan upaya vaksinasi massal.

"Sekitar 3,5 juta orang akan divaksinasi dan mereka yang tinggal di daerah terpencil yang tidak dapat diakses juga akan diikutsertakan dalam program ini," katanya.

Bangladesh menambahkan 248 kematian ke penghitungan Covid-19 nasional Jumat, naik dari 212 orang yang dicatat seminggu sebelumnya. Negara ini melaporkan lebih dari 200 kematian dalam satu hari selama dua minggu terakhir, dipicu penularan varian Delta.

Setelah melewati gelombang pertama pandemi, layanan kesehatan Bangladesh sekarang sangat kewalahan menangani pasien bergejala sedang maupun parah.

Infeksi Covid-19 terus meningkat, dengan rata-rata 13.771 kasus baru dilaporkan setiap hari.

Bangladesh mencatat 12.606 kasus baru pada hari Jumat setelah menguji 48.015 sampel, turun dari 13.862 yang dicatat seminggu sebelumnya pada 30 Juli.

Ada 1.335.260 kasus dan 22.150 kematian terkait virus corona di sini sejak pandemi dimulai, menurut kementerian kesehatan negara tersebut.

 

 

 




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x