Baca Juga: Sejumlah Kapal Induk Penyerang Inggris Masuk Laut China Selatan, China Siap Berperang
Laut China Selatan, yang memiliki lebih dari 200 titik daratan, berfungsi sebagai pintu gerbang ke rute laut dunia. Saban tahunnya, perdagangan senilai USD4 triliun melintasi jalur ini.
Dari jumlah itu, lebih dari USD1 triliun terkait dengan pasar AS. Kawasan perairan itu juga menyimpan minyak dan gas lepas pantai senilai sekitar USD2,6 triliun.
Lima negara penggugat – China, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam – menempati hampir 70 terumbu karang dan pulau-pulau kecil yang disengketakan yang tersebar di Laut China Selatan.
Menurut penelitian Inisiatif Transparansi Maritim Asia CSIS, selama bertahun-tahun, negara-negara penggugat itu telah membangun dan memperluas sekitar 90 pos terdepan di kawasan yang diperebutkan itu.
Baca Juga: China Usir Kapal Induk AS di Laut China Selatan, Klaim Langgar Kedaulatan China
Banyaknya klaim wilayah kedaulatan yang saling tumpang-tindih menyebabkan kawasan itu dipenuhi pos-pos militer.
Beijing dilaporkan membangun pos militer terbanyak yang diperkirakan berjumlah sekitar 27 pos di kawasan itu.
Ketertarikan Beijing membangun daratan di seberang Laut China Selatan, bukan hal baru.
China pertama kali menguasai terumbu Fiery Cross dan Subi pada tahun 1988.
Sejak itu, China melengkapi kawasan terumbu itu dengan pelabuhan laut dalam, hanggar pesawat, fasilitas komunikasi, kantor administrasi, dan landasan pacu sepanjangsekitar 3 kilometer.
Sumber : CNBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.