Proses transisi kepresidenan digagalkan setelah kandidat presiden Keiko Fujimori mencoba untuk membatalkan hasil penghitungan suara, meminta otoritas pemilihan untuk membatalkan ribuan suara dengan alasan penipuan, sebuah tuduhan yang tidak pernah bisa dia buktikan. Itu membuat keluarga Castillo hanya punya sedikit waktu untuk membuat rencana dan mengucapkan selamat tinggal kepada tetangga-tetangga mereka di desa.
Tidak seperti semua mantan presiden Peru selama 40 tahun terakhir, keluarga Castillo sama sekali tidak punya rumah di ibukota Lima.
Lilia Paredes yang sama seperti suaminya, juga seorang guru, mengatakan dia dan suaminya harus memutuskan apakah mereka akan tinggal di kediaman resmi presiden yaitu istana negara.
Baca Juga: Dokter Demo Tuntut Vaksin Corona Dosis Ketiga di Peru
Dia telah melihatnya dari luar tetapi tidak pernah melangkah ke dalam istana, bahkan pada tur wisata istana yang ditawarkan selama masa sebelum pandemi.
Memilih rumah bagi keluarga presiden Peru yang baru adalah keputusan penting mengingat retorika anti-elit Castillo. Slogan kampanyenya bisa dipertanyakan jika keluarganya pindah ke istana presiden yang super mewah dan penuh hiasan.
Paredes dan anak-anak akan pindah ke ibukota Lima membawa beberapa tas berisi makanan, termasuk kacang polong, buncis, tepung jagung manis dan keju yang dibuat sendiri di rumah mereka setelah memerah susu sapi setiap fajar.
Baca Juga: Tenaga Kesehatan di Peru Protes Kondisi Kerja yang Buruk
Rumah keluarga di pedalaman yang saat ini mereka tinggali, dibangun Castillo lebih dari 20 tahun yang lalu, akan dirawat oleh kakak perempuan Paredes.
Keluarga Castillo juga telah mengemas buku pelajaran anak mereka, Arnold, 16, dan Alondra, 9. Paredes ingin anak-anaknya kuliah di universitas dan perguruan tinggi negeri. Dia bilang Arnold ingin belajar teknik sipil karena dia suka matematika.
“Alondrita akan melanjutkan belajar di sekolah umum, tetapi saya ingin dia menjadi biarawati,” kata Paredes. Jika itu terjadi, ini akan menjadi pertama kalinya dalam beberapa dekade anak-anak seorang presiden bersekolah di sekolah publik. Elit penguasa Peru selama ini memilih sekolah swasta untuk anak-anak mereka.
Baca Juga: Rakyat Ekuador dan Peru Gelar Pemilu Pilih Presiden Baru
Beberapa media busana Peru menyarankan calon Ibu Negara Lilia Paredes mengenakan gaun haute couture dari desainer terpandang yang berbasis di Lima, tetapi Lilia dengan tegas menolak opsi itu. Dia memilih Lupe de la Cruz, seorang penjahit dari kota dekat Chugur, untuk membuatkan dua setelan untuknya.
"Saya suka yang sederhana... Suami saya suka apa yang saya pakai, dan saya suka apa yang dia kenakan," katanya.
Paredes baru-baru ini membawakan de la Cruz dua potong kain wol coklat dan hijau. Penjahit itu menunjukkan padanya sebuah majalah mode, dan calon ibu negara itu memilih desain dua setelan.
“Dia tidak suka hiasan atau warna yang mencolok mata,” kata de la Cruz beberapa hari kemudian di toko jahitnya yang penuh dengan kain berserakan, gunting, jarum, benang, dan penggaris.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.