JOHANNESBURG, KOMPAS.TV - Menyusul mulai melandainya penularan Covid-19 di Afrika Selatan, pemerintah negara itu mencabut larangan penjualan minuman keras dan melonggarkan pembatasan pandemi lain.
Jumlah rata-rata harian Covid-19 Afrika Selatan satu minggu terakhir sekitar 12.000 kasus, turun 20 persen dari minggu sebelumnya.
"Angka terbaru menunjukkan kita secara umum melewati puncak gelombang ketiga infeksi," kata Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, dalam pidato kenegaraannya pada Minggu (25/07/2021) malam.
Meski begitu, presiden Afrika Selatan mengakui masih ada wilayah yang mengkhawatirkan karena tingkat infeksi belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Dengan pencabutan pelarangan itu, pemerintah mengizinkan penjualan alkohol eceran mulai hari Senin hingga Kamis. Sementara bar dan restoran juga kembali diizinkan untuk menjual minuman beralkohol.
Sekolah dibuka kembali sepenuhnya, dan pertemuan sosial serta keagamaan kembali diperbolehkan dengan maksimal 50 orang di ruangan dan 100 orang di udara terbuka. Jam malam juga dikurangi menjadi pukul 10 malam sampai jam 4 pagi.
Presiden Ramaphosa juga mengumumkan bantuan bulanan sebesar 350 rand setara Rp340.455 untuk pengangguran di Afrika Selatan hingga Maret mendatang.
Diperkirakan 2 juta pekerjaan hilang sejak tahun lalu karena pandemi Covid-19, menurut statistik resmi Afrika Selatan.
Sementara kasus baru yang dikonfirmasi menurun di Afrika Selatan, banyak negara lain di Afrika mengalami peningkatan kasus Covid-19, didorong oleh maraknya virus corona varian delta.
Baca Juga: 212 Orang Tewas Saat Kerusuhan Afrika Selatan, Presiden Yakin Telah Direncanakan
Untuk mempercepat vaksinasi massal, Afrika Selatan akan melaksanakan vaksinasi Covid-19 pada akhir pekan.
Vaksinasi untuk penduduk berusia 18 tahun ke atas dimulai 1 September, sementara saat ini vaksinasi di Afrika Selatan masih terbatas untuk orang berusia 35 tahun ke atas.
“Dalam beberapa minggu mendatang, kami akan secara substansial meningkatkan tingkat vaksinasi,” ujar Ramaphosa.
Afrika Selatan, dengan populasi 60 juta jiwa telah memberikan lebih dari 6,3 juta dosis vaksin Covid-19.
Vaksinasi perlu ditingkatkan agar negara mencapai target vaksinasi penuh 67 persen populasi pada Februari 2022.
Menurut Ramaphosa, 31 juta dosis vaksin Pfizer dan Johnson & Johnson akan dikirimkan dalam dua hingga tiga bulan ke depan sementara negosiasi dengan produsen lain terus berlanjut.
Baca Juga: 212 Orang Tewas Saat Kerusuhan Afrika Selatan, Presiden Yakin Telah Direncanakan
Memaparkan upaya Afrika Selatan menghadang pandemi Covid-19, Ramapahosa menyesalkan kerusuhan dan kekerasan yang terjadi bulan ini menyusul pemenjaraan mantan Presiden Jacob Zuma.
Lebih dari 300 orang tewas dan lebih dari 2.500 orang ditangkap karena pencurian dan perusakan akibat kerusuhan di provinsi KwaZulu-Natal dan Gauteng.
Sebanyak 25.000 tentara dikerahkan untuk membantu memadamkan kerusuhan. Ramaphosa mengatakan pemerintah akan mencari dana lebih dari 20 miliar rand setara Rp19,5 triliun untuk ganti rugi atas properti dan usaha yang mengalami kerusakan, termasuk untuk membantu orang miskin Afrika Selatan.
“Saya ingin memperjelas, hukum dan ketertiban akan ditegakkan,” kata Presiden Afrika Selatan itu seperti dilaporkan Assciated Press, Senin (26/07/2021).
Ramaphosa menegaskan, “Akan ada penangkapan lebih lanjut, terutama mereka yang membuat konsep, merencanakan, dan melaksanakan tindakan ini yang telah menyebabkan begitu banyak kehancuran dan hilangnya nyawa.”
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.