BERLIN, KOMPAS.TV – Lebih dari 60 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya hilang saat banjir bandang menerjang Jerman dan Belgia, Kamis (15/7/2021).
Banjir bandang pada dua negara di Eropa itu menghanyutkan mobil-mobil dan merusakkan rumah-rumah.
Melansir Associated Press, 11 orang korban tewas di antaranya adalah 9 orang penghuni fasilitas penyandang disabilitas dan 2 orang personel pemadam kebakaran yang tengah berupaya menyelamatkan warga yang menjadi korban banjir.
“Saya turut berduka untuk mereka yang kehilangan nyawa dalam bencana ini,” ujar Kanselir Jerman Angela Merkel dalam kunjungan ke Washington, Amerika Serikat (AS).
Merkel juga mengungkapkan keterkejutannya atas besarnya skala bencana banjir yang terjadi.
Baca Juga: Banjir Besar Melanda Jerman, 6 Orang Tewas dan 30 Diperkirakan Hilang
Pihak berwenang menyatakan, jumlah korban tewas mencapai sedikitnya 30 orang di negara bagian North Rhine-Westphalia dan 28 orang di Rhineland-Palatinate di selatan.
Media Belgia juga melaporkan 8 korban jiwa di negara itu.
Badai yang menyapu bagian barat Eropa membuat sungai-sungai dan waduk meluap, dan tanah yang jenuh tak dapat menyerap air lagi, hingga banjir bandang pun terjadi.
Salah satu desa yang terdampak banjir paling parah adalah Schuld.
Di sana, sejumlah rumah hancur dan puluhan penduduk dilaporkan hilang.
Operasi penyelamatan terhalang jalan yang terblokir banjir.
Sambungan telepon dan internet pun putus di sepanjang Eifel, kawasan pegunungan.
Beberapa desa hancur diterjang luapan banjir.
Puluhan penduduk harus diselamatkan dari atap rumah mereka dengan perahu karet dan helikopter.
Ratusan tentara diterjunkan untuk membantu operasi penyelamatan.
“Banyak yang meninggal, banyak yang hilang, dan banyak yang masih terancam bahaya,” tutur gubernur negara bagian Rhineland-Palatinate, Malu Dreyer pada parlemen setempat.
“Kita belum pernah menyaksikan bencana sebesar ini.”
Baca Juga: Banjir Musiman Munculkan Ratusan Jenazah di Sungai Gangga, Kebanyakan Diduga Korban Covid-19
Skuadron Insinyur Sipil ke-52 Komando Eropa AS dan sejumlah relawan dari pangkalan udara AS di Spangdahlem juga turun tangan.
Mereka mengisi dan mendistribusikan karung-karung pasir sebagai perlindungan di rumah dan tempat bisnis di kawasan itu.
Curah hujan mereda pada Kamis di seluruh Jerman. Namun, ketinggian air di sungai Mosel dan Rhine diperkirakan masih akan naik.
Di Belgia, luapan air dari Sungai Vesdre menerjang jalan-jalan di Pepinster dekat Liege.
Sempat terjadi insiden perahu terbalik. Untungnya, tiga penduduk manula yang berada di atas perahu, dapat diselamatkan.
Di Liege yang dihuni sekitar 200.000 warga, Sungai Meuse meluap, hingga wali kota pun meminta para warga mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman dari ancaman banjir.
Baca Juga: Korea Utara Alami Krisis Pangan Parah, Kim Jong-Un Salahkan Bencana Banjir
Di Belanda, pemerintah mengerahkan 70 personel ke provinsi Limburg di bagian selatan pada Rabu malam (14/7/2021) untuk membantu evakuasi warga dan mengisi karung pasir sebagai barikade penahan banjir.
Pada Kamis (15/7/2021) malam, ribuan orang di Maastricht dan desa-desa di sepanjang sungai Maas diperintahkan untuk dievakuasi lantaran sungai terancam meluap.
Di timur-laut Prancis, banjir akibat hujan deras berkepanjangan menggenangi kebun-kebun sayur, rumah-rumah dan sebuah museum Perang Dunia I di Romagne-sous-Montfaucon.
Menurut harian setempat L’Est Republican, Sungai Aire meluap ke batas tertinggi dalam 30 tahun terakhir.
Layanan cuaca nasional Prancis menyebut, volume hujan lebat yang turun selama 2 hari sama dengan volume hujan yang turun selama 2 bulan.
Peringatan banjir telah dikeluarkan untuk 10 kawasan.
Sejauh ini, dilaporkan tak ada korban jiwa maupun luka, namun diperkirakan hujan akan turun lebih lebat dan longsor mengancam.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.